Liputan6.com, Jakarta Hasil survei yang dilakukan oleh Indonesia Political Opinion (IPO) mengungkap, banyak masyarakat menginginkan tokoh baru bakal maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Survei ini dilakukan pada periode Oktober-November 2019.
Menurut Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah, survei ini kemudian diulang kembali pada 100 hari Pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin. Jumlah responden, lanjut dia, sebanyak 1.600, dengan tingkat akurasi data 97 persen dan margin error 4,5.
Advertisement
Dari survei tersebut, mayoritas responden atau 65,1 persen menginginkan tokoh baru yang maju dalam bursa Pilpres 2024. Selain itu 29,4 persen responden menginginkan tokoh lama, sementara 5,5 persen responden abstain.
"Ternyata ada dominan dari persepsi publik yang menyatakan tokoh-tokoh baru harus muncul. Dan itu diyakini sebagai salah satu solusi agar persoalan yang hari ini didapat itu paling tidak terselesaikan," kata dia, dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020.
Melalui survey tersebut muncul beberapa nama yang dipersepsikan oleh masyarakat sebagai tokoh lama. Mereka yakni Prabowo Subianto (92,6 persen), Mahfud Md (55,0 persen), Hidayat Nur Wahid (51,7 persen), Muhaimin Iskandar (48,1 persen), Hatta Rajasa (36,0 persen), Sri Mulyani (27,4 persen), dan Bambang Soesatyo (21,0 persen).
Dari tokoh-tokoh lama ini, 70,2 persen responden menyatakan Prabowo berpotensi untuk kembali kembali maju dalam bursa Pilpres 2024. Sementara 19,7 persen responden menilai Muhaimin Iskandar bakal maju. Diikuti Hatta Rajasa (9,0 persen), dan Mahfud MD (1,1 persen).
"Ada nama Mahfud Md. Tapi tidak terlalu mendapatkan perhatian. Ini wajar, dimana Prabowo Subianto memiliki popularitas dan ini menurut saya bukan sesuatu yang menarik. Karena memang Prabowo adalah calon presiden," jelas dia.
"Muhaimin Iskandar sebagai tokoh lama yang sering kali mempromosikan diri sebagai calon presiden atau wakil presiden. Sehingga di benak publik masih diingat bahwa ini tokoh lama, yang besar kemungkinan akan juga muncul dalam bursa 2024," imbuhnya.
Sementara, tokoh yang dipersepsikan sebagai tokoh baru yakni Sandiaga Uno (88,1 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (84,6 persen), Tito Karnavian (47,3 persen), Ridwan Kamil (45,0 persen), Anies Baswedan (26,9 persen), Ganjar Pranowo (24,0 persen), dan Puan Maharani (23,1 persen).
Selanjutnya ada Tri Rismaharini (19,5 persen), Airlangga Hartarto (19,2 persen), Kofifah Indar Parawansa (17,8 persen), Zulkifli Hasan (9,0 persen), dan Gatot Nurmantyo (6,2 persen).
"Cara bacanya, semakin tinggi perolehan angka dia tokoh baru, maka itu semakin diharapkan. Semakin kecil perolehan angka didefinisikan sebagai tokoh baru itu artinya sebagai tokoh lama juga," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tingkat Popularitas dan Elektabilitas
Pihaknya juga melakukan survei untuk mengetahui tingkat popularitas hingga elektabilitasnya para kepala daerah.
Survey menunjukkan bahwa Anies Baswedan memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas paling tinggi di antara kepala daerah. Popularitas Anies mencapai mencapai 92,4 persen dan tingkat elektabilitas 17,6 persen. Disusul Ganjar Pranowo dengan popularitas 74,5 persen dan Elektabilitas 6,9 persen.
Selanjutnya Ridwan Kamil dengan tingkat popularitas 67,1 persen dan elektabilitas (6,7 persen. Kemudian Kofifah Indar Parawansa tingkat popularitas 57,5 persen dan elektabilitas 5,4 persen.
"Anies Baswedan paling populer, disusul Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, kemudian Kofifah Indar parawansa," jelas Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah.
Namun demikian, dia mengatakan meskipun Anies Baswedan memiliki tingkat popularitas dan elektabilitas paling tinggi, tapi berdasarkan persepsi publik, potensinya dia untuk diusung sebagai calon Presiden berada di bawah Ganjar Pranowo.
"Yang tertinggi adalah Ganjar Pranowo. Secara popularitas (Ganjar) di bawah Anies Baswedan, tapi potensi keterusungannya (sebagai Capres) jauh melebihi Anies Baswedan," terang dia.
Berdasarkan hasil survei cuma 23,0 persen responden mempersepsikan Anies akan diusung sebagai capres di 2024.
Sementara 77,0 persen mempersepsikan Anies bakal diusung sebagai Cawapres. Sementara Ganjar meskipun kalah populer dan elektabilitas, tapi 72,5 persen responden mempersepsikan Ganjar bakal diusung sebagai Capres. Sementara sebagai Cawapres sebesar 27,5 persen.
"Jadi dari data ini sepopuler apapun Anies Baswedan, tetap saja punya kans yang sangat kecil kalau kita baca dari tingkat keterusungan (sebagai Capres)," ungkap dia.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka
Advertisement