Ada Insentif Khusus, BMW Pangkas Harga Mobil Listrik?

Untuk mempercepat pertumbuhan dan memacu pabrikan untuk memproduksi kendaraan ramah lingkungan secara lokal, pemerintah mengeluarkan sejumlah insentif untuk mobil listrik pada 2019 lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mar 2020, 17:01 WIB
BMW i3 dan i3s.(BMW Global)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mempercepat pertumbuhan dan memacu pabrikan untuk memproduksi kendaraan ramah lingkungan secara lokal, pemerintah mengeluarkan sejumlah insentif untuk mobil listrik pada 2019 lalu.

Jelas yang paling terasa ialah harganya menjadi lebih murah dan tak jauh dari kendaraan bermesin konvensional. Pasalnya, pemerintah membuat Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) menjadi 0% atau digratiskan.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun melakukan hal serupa melalui Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2020. Di situ tertulis bahwa ada insentif Pajak Bea Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) untuk kendaraan bertenaga baterai.

Sayangnya, insentif dari pemerintah ini tak berlaku untuk mobil listrik dan hybrid yang dijual oleh BMW Group Indonesia, seperti BMW i8 dan BMW i3s. Hal itu pun dibenarkan oleh Bayu Riyanto, Vice President Sales BMW Group Indonesia.

"BMW i8 dan BMW i3s kan memang masih CBU (completely built-up). Jadi memang tidak menikmati insentif dari pemerintah. Itu kan khusus untuk mobil listrik produksi lokal," ujar Bayu saat ditemui wartawan di BMW Exhibition at Plaza Senayan 2020.

"Tapi tetap mobil kita (BMW) bisa menikmati fasilitas lain, misalkan parkir gratis, charging station yang disediakan pemerintah. Tapi kita tidak menurunkan harganya, itu sudah kita kalkulasi," tambah Jodie O'Tania, Communication Director BMW Group Indonesia.

Sumber: Otosia.com


Kapan Ada Cicilan Khusus untuk Mobil Listrik?

Menjadi salah satu pilihan kendaraan ramah lingkungan, mobil listrik digadang mampu menggantikan kendaraan dengan bahan bakar konvensional di Indonesia.

Selain peraturan yang diberikan pemerintah terkait keuntungan menggunakan mobil listrik, kampanye pentingnya memelihara lingkungan juga banyak dilakukan. Meski demikian, harga mobil listrik masih sangat mahal.

Hal itu membuat segmentasi mobil listrik lebih kepada kalangan menengah ke atas. Jika begitu, akankah kredit kendaraan dilakukan?

 

Menanggapi pertanyaan itu, Direktur Utama MUF, Stanley Setia Atmadja mengaku saat ini pihaknya masih belum membiayai kendaraan listrik karena pilihan yang masih sangat terbatas.

"Untuk mobil ramah lingkungan tentunya kami menyambut dengan baik. Hanya saja kita melihat hari ini secara market dan produk belum terlalu banyak," katanya di sela acara Rapat Umum Pemegang Saham Mandiri Utama Finance di Jakarta.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya