Alasan Anies Tutup Sekolah di DKI Jakarta Selama 2 Pekan

Anies mengatakan, ada sejumlah alasan mengapa diputuskan melakukan kegiatan belajar mengajar melalui metode jarak jauh dan penundaan UN.

oleh Mevi Linawati diperbarui 14 Mar 2020, 14:05 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan UMP DKI 2020, Jumat (1/11/2019). (Liputan6.com/ Delvira Chaerani Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan, Pemprov memutuskan menutup seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah selama dua pekan ke depan. Ujian Nasional (UN) yang sedianya digelar pada Senin 16 Maret 2020 juga ditunda.

Anies mengatakan, ada sejumlah alasan mengapa diputuskan melakukan kegiatan belajar mengajar melalui metode jarak jauh dan penundaan UN.

"Pertama, dari berbagai kajian menunjukkan, anak-anak mereka tidak banyak terjangkit Covid-19 tapi mereka adalah carier, penular ke orang dewasa 1 ke dewasa lainnya. Jadi meskipun mereka tidak terjangkiti dan angkanya kecil tapi bisa menularkan ke pribadi 1 ke lainnya," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (14/3/2020).

Kedua, kata Anies, kegiatan belajar mengajar melibatkan orang dewasa yang antarjemput dan mengajar. Hal ini perpotensi meningkatkan intensitas penyebaran ke orang dewasa.

"Maka Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan menyiapkan materi belajar jarak jauh yang alhamdullilah karena kita antisipasi ini sejak beberapa waktu lalu, maka persiapan dilakukan dan insyaallah bisa dilakukan. Bahan bahan untuk orangtua, guru, siswa, kepala sekolah itu akan siap sebelum hari Senin dan dinas pendidikan akan berkoordinasi dengan semua unsur untuk melakukan itu semua," papar Anies.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tutup Tempat Kursus

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi sambutan saat penandatanganan paket kontrak Pembangunan MRT Fase 2 di Jakarta, Senin (17/2/2020). Konstruksi proyek MRT Jakarta Fase II paket pertama dari Bundaran HI hingga Harmoni (CP201) dimulai Maret 2020- Desember 2024. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Anies mengatakan, penutupan bukan hanya sekolah, tapi juga tempat kursus dan pendidikan informal.

"Kami anjurkan, imbauan, seruan untuk menunda kegiatan belajar mengajar secara langsung. Lakukan dengan metode jarak jauh, digital. Tujuannya untuk mengurangi interaksi yang potensi terjadi penularan," kata dia.

Anies menambahkan, pada 1 Maret 2020, jumlah orang dalam pemantauan adalah 129 orang dan per 12 Maret bertambah menjadi 586 orang.

Adapun pasien dalam pengawasan pada 1 Maret adalah 39 dan pada 12 Maret menjadi 261 orang. Kemudian, dari 69 orang yang diumumkan sebagai orang confirm Covid-19, penyebaran di Jakarta mulai makin merata.

"Karena itu demi melindungi kepentingan seluruh masyarakat dan kesehatan masyarakat di Jakarta, kami putuskan untuk mengambil langkah tegas cepat dan langkah ini harus dikerjakan secara disiplin," tandas Anies.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya