Italia Catat Rekor Kematian Tertinggi dalam Sehari Akibat Virus Corona

Atas insiden ini menjadi rekor kematian terbanyak dalam satu hari di Italia akibat COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Mar 2020, 05:40 WIB
Seorang wanita berjalan di Lapangan Santo Markus, Venesia, Italia, Senin (9/3/2020). Hingga saat ini, sebanyak 9.172 pasien di Italia dinyatakan positif virus corona (COVID-19). (Anteo Marinoni/LaPresse via AP)

Liputan6.com, Roma - Otoritas di Italia melaporkan bahwa jumlah kasus kematian akibat Virus Corona COVID-19 melonjak menjadi 368 orang. Sehingga total ada di angka 1.809 kasus.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (16/3/2020) atas insiden ini menjadi rekor kematian terbanyak dalam satu hari di Italia akibat COVID-19.

Sementara itu, Vatikan mengambil langkah drastis dengan membatalkan perayaan Minggu Paskah yang akan dimulai 5 April karena negara berpenduduk 60 juta itu bersiap menghadapi krisis yang berkepanjangan.

Hanya beberapa orang yang membawa tas belanjaan dapat dilihat di jalan-jalan Roma pada sore hari. Sisanya, banyak di rumah lantaran proses karantina yang diwajibkan bagi seluruh warganya akibat penyebaran Virus Corona.

"Saya tidak begitu tertarik dengan apa yang orang katakan tentang agama," kata pensiunan Roman setelah Vatikan mengumumkan bahwa perayaan Paskah akan berlangsung tanpa kehadiran fisik.

"Aku tertarik pada apa yang orang katakan tentang kesehatan kita."

Gubernur wilayah Milan, Attilio Fontana, mengatakan situasi di daerah sekitar ibukota keuangan Italia "semakin memburuk".

"Kami hampir mencapai titik di mana kami tidak akan lagi dapat menyadarkan orang karena kami akan keluar dari tempat tidur unit perawatan intensif," kata Fontana.

"Kami membutuhkan mesin yang digunakan untuk ventilasi paru-paru, respirator buatan yang sayangnya tidak dapat kami temukan," kata Fontana.

Walikota Milan Beppe Sala mengatakan dia telah berhasil mengamankan pengiriman masker bedah dari China untuk membantu menutupi kekurangan yang terus meningkat.

"Milan selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan kota-kota utama China dan saya melakukan beberapa panggilan telepon selama beberapa hari terakhir untuk mencari masker," kata walikota Milan.

"Pengiriman pertama tiba (Jumat) dan kami sekarang akan mendistribusikannya ke dokter, ke staf kami."


Korsel Turunkan Kasus Virus Corona COVID-19 Tanpa Lockdown

Petugas mengenakan pakaian pelindung menyemprotkan Disinfektan untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19 di Karaoke di Seoul, Korea Selatan, (13/3/2020). Penyemprotan disinfektan terus dilakukan di setiap sudut tempat di Korsel. Salah satunya sampai ke tempat karaoke. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan kasus positif Virus Corona COVID-19 terbanyak di luar China. Namun, kasus COVID-19 di Korea Selatan kini terus mengalami penurunan.

Hinga Minggu (15/3/2020), jumah kasus COVID-19 di Korea Selatan mencapai 8.086 dengan 72 kematian. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), dalam dua pekan sebelumnya, rata-rata jumlah kasus tercatat 500 lebih setiap hari.

Tapi sejak Jumat lalu, angka ini turun menjadi 438, kemudian 367 pada Sabtu, dan 248 pada Minggu. Angka kasus harian yang terkonfirmasi dilaporkan hari berikutnya.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in pada mengakui negaranya mengalami tren penurunan infeksi baru COVID-19. Namun, ia mengingatkan agar jangan puas dulu.

"Total jumlah kasus baru terkonfirmasi mengalami penurunan tapi ada perhatian terhadap sejumlah kasus infeksi massal," kata Deputi Direktur CDC, Kwon Jun-wook.

Karena di antara beberapa kasus baru, lebih dari 60 orang terinfeksi saat bekerja berdekatan satu sama lain di pusat panggilan perusahaan asuransi.

Penurunan tajam ini disebabkan faktor beragam, termasuk tes massal, peningkatan komunikasi publik dan penggunaan teknologi. Tes ekstensif jemaat Gereja Yesus Shincheonji yang dikaitkan dengan lebih dari 60 persen kasus Virus Corona COVID-19 di negara itu juga telah rampung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya