'Perlawanan' Mahasiswa Biologi Saat UPGRIS Nyatakan Kuliah Daring

Mahasiswa Biologi UPGRIS merasa bertanggungjawab mengedukasi masyarakat.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 16 Mar 2020, 08:00 WIB
Mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi UPGRIS berkampanye melawan Covid-19 corona. (foto: Liputan6.com/erlinda puspita/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Semarang - Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) akhirnya menyatakan kuliah daring. Sistem kuliah secara online ini akan diberlakukan mulai tanggal 18-31 Maret 2020. Selain itu juga mahasiswa dan para dosen diminta untuk mengurangi dan menghindari kontak dengan banyak orang.

Kebijakan ini menurut Rektor UPGRIS, Dr. Muhdi SH, merupakan bentuk aktif UPGRIS menekan persebaran covid-19 corona.

Namun kebijakan ini ternyata mendapat “perlawanan” dari mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi. Alih-alih menghindari kerumunan, para mahasiswa justru turun ke jalan berkampanye mengusir kepanikan publik. Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi UPGRIS, dan KSR PMR Unit UPGRIS justru menggelar kampanye ke masyarakat.

Menurut Dr Syaipul Hidayat, koordinator lapangan kampanye itu, bentuk kampanye mulai dari demonstrasi cara mencuci tangan sesuai anjuran WHO, penggunaan masker yang tepat, dan etika yang baik ketika batuk atau bersin, serta pembagian masker bagi orang yang sakit dan petugas medis yang memerlukan.

"Program Studi Pendidikan Biologi UPGRIS Semarang merasa ikut bertanggung jawab mengedukasi masyarakat tentang virus Corona. Mengenal untuk melawan,” kata Dr. M. Syaipul Hayat, M.Pd.

Menurutnya, edukasi terkait virus Covid-19 sangat diperlukan agar kepanikan publik berkurang. Sebaliknya, justru bisa mengambil langkah preventif.

“Jika kepanikan berlanjut, pikiran tidak tenang dan kekebalan tubuh menurun akhirnya mudah terpapar virus,” katanya.

Selain itu mereka memberikan vitamin C untuk penguatan daya tahan tubuh, juga membagi masker secara gratis bagi masyarakat Semarang. Usai menerima informasi dalam kampanye ini, diharapkan masyarakat lebih bijak dalam menggunakan masker.

“Untuk masker, yang paling membutuhkan adalah mereka yang mengalami gangguan pernapasan, flu, dan petugas medis,” kata Syaipul.

(Erlinda Puspita Wardhani)

 

Simak video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya