Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2020 mengalami surplus USD 2,34 miliar.
Angka ini berasal dari nilai ekspor Indonesia yang naik USD 13,94 miliar dan angka impor yang turun menjadi USD 11,6 miliar. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menyatakan, nilai surplus kali ini memang cukup besar karena impor turun didukung ekspor yang naik.
Advertisement
"Surplus kita cukup besar, lebih disebabkan karena impornya turun cukup signifikan dan ekspornya naik. Untuk migas, defisit USD 931,6 juta tetap non migas surplus USD 3.267,5 juta," kata Yunita, Senin (16/03/2020).
Adapun secara sektoral, BPS mencatat, nilai ekspor Indonesia naik keseluruhan meskipun turun di sektor migas.
Ekspor migas turun 26,1 persen menjadi USD 0,82 miliar, ekspor pertanian naik 28,04 persen menjadi USD 0,3 miliar, ekspor pengolahan naik 17,11 persen menjadi USD 11,03 miliar dan ekspor pertambangan turun 0,04 persen menjadi USD 1,8 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Impor
Untuk impor, dilihat dari penggunaan barang, kinerja impor mengalami penurunan di semua lini. Di sektor konsumsi, nilai impor tercatat sebesar USD 0,88 miliar, turun 39,91 persen dibanding Januari 2020 dan turun 12,81 persen dibanding Februari 2019.
Di sektor bahan baku/penolong, impor mencapai USD 8,89 miliar, turun 15,89 persen month-to-month dan turun 1,50 persen year on year. Kemudian di sektor barang modal, nilai impor mencapai USD 1,83 miliar, turun 18,03 persen dibanding Januari 2020 dan turun 16,44 persen dibanding Februari 2019.
Yunita menambahkan, neraca perdagangan Indonesia juga surplus dengan Amerika Serikat (AS), India dan Belanda.
"Dengan AS kita surplus USD 2.106 juta, dengan India surplus USD 1.384 juta dan untuk Belanda surplus USD 402 juta," lanjut Yunita.
Advertisement