Panduan Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi COVID-19 dari WHO

Berikut ini panduan untuk menjaga kesehatan mental masyarakat selama pandemi COVID-19 berlangsung

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Mar 2020, 20:00 WIB
Petugas medis beristirahat di bangsal isolasi Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan, 16 Februari 2020. Virus Corona yang bermula di China tengah pada Desember 2019 kini menyebar secara global di mana lima negara terdampak paling besar, yakni Cina daratan, Korea Selatan, Iran, Italia dan Jepang (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 membuat beberapa masyarakat khawatir. Belum lagi, pemberitaan di media yang masif juga rentan meningkatkan kondisi psikologis yang buruk.

World Health Organization (WHO) beberapa waktu yang lalu merilis panduan pertimbangan kesehatan mental selama adanya COVID-19. Dalam edaran tersebut, berikut ini beberapa saran badan kesehatan dunia itu untuk menjaga kondisi psikologis selama pandemi berlangsung bagi masyarakat umum.

1. Bersikap Empati pada yang Terdampak

WHO menyatakan bahwa COVID-19 telah mempengaruhi orang-orang di seluruh dunia, dari berbagai negara dan wilayah geografis. Maka dari itu, jangan lekatkan stigma pada etnis atau negara mana pun.

"Bersikaplah empatik terhadap mereka yang terdampak, di dan dari negara mana pun, mereka yang mengalami penyakitnya tidak melakukan kesalahan apa pun," tulis WHO.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Menghindari Paparan Pemberitaan

Pasien terinfeksi virus corona COVID-19 menerima perawatan akupunktur di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan, China (11/3/2020). Peningkatan kasus virus corona di China memicu kekhawatiran bahwa infeksi dari luar negeri dapat merusak kemajuan dalam menghentikan penyebaran virus tersebut. (AFP/STR)

2. Penyebutan Pasien

WHO meminta agar pasien tidak disebut dengan "kasus COVID-19", "korban", atau "keluarga COVID-19." Sebagai gantinya mereka disarankan disebut sebagai "orang dengan COVID-19", "orang yang sedang dirawat karena COVID-19", "orang yang sembuh dari COVID-19."

"Setelah pulih dari COVID-19, hidup mereka akan berlanjut dengan pekerjaan, keluarga, dan orang-orang yang mereka cintai," kata WHO.

3. Kurangi Paparan Pemberitaan

"Hindari menonton, membaca, atau mendengarkan berita yang membuat Anda merasa cemas atau tertekan," tulis WHO.

Apabila Anda membutuhkan informasi, carilah untuk mengambil langkah-langkah praktis dengan tujuan mempersiapkan rencana melindungi diri sendiri dan yang dicintai.

"Carilah informasi terkini pada waktu tertentu, sekali atau duak lai sehari. Paparan pemberitaan yang tiba-tiba dan konstan dapat menyebabkan siapa saja merasa khawatir."

Selain itu, kumpulkan juga informasi dari sumber-sumber yang terpercaya misalnya WHO atau otoritas kesehatan untuk membedakan fakta dan rumor.


Berbagi Hal yang Positif

Petugas medis menyesuaikan kacamatanya saat akan menyemprotkan cairan disinfektan sebagai tindakan pencegahan virus corona (COVID-19) di Seoul, Korea Selatan, Jumat (21/2/2020). Jumlah pasien virus corona di Korea Selatan naik 293 kasus dari pengumuman sebelumnya. (AP Photo/Ahn Young-joon)

4. Saling Melindungi

WHO meminta masyarakat untuk melindungi diri sendiri dan mendukung orang lain. "Membantu orang lain di saat mereka membutuhkan bisa bermanfaat bagi orang yang menerima dukungan serta yang membantu."

5. Menyuarakan Kisah-Kisah Positif

WHO meminta masyarakat untuk ikut menyuarakan kisah-kisah positf dari mereka yang sembuh dan pulih dari COVID-19 dan bersedia mengungkapkan pengalaman mereka.

6. Menghargai Perawat dan Petugas Kesehatan

Berilah penghormatan dan penghargaan bagi para perawat dan petugas kesehatan yang menangani pasien COVID-19 di komunitas Anda. "Akui peran yang mereka mainkan untuk menyelamatkan hidup dan menjaga orang yang Anda cintai tetap aman," tulis WHO berpesan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya