Heboh Fenomena Waterspout di Laut Donggala, Ini Penjelasan BMKG

Tampak muncul 5 pusaran angin seperti puting beliung terjadi selama hampir 1 jam di antara awan hitam tebal dan gelombang Laut Donggala.

oleh Heri Susanto diperbarui 17 Mar 2020, 04:00 WIB
Fenomena waterspout saat muncul di laut Donggala pada Sabtu sore (14/3/2020). (Liputan6.com/Heri Susanto/Dok. Eko Adriansyah (warga Donggala)).

Liputan6.com, Donggala - Fenomena langka yakni puting beliung di laut terjadi di Kabupaten Donggala. Puting beliung yang muncul bahkan lebih dari satu fan terjadi hampir bersamaan.

Angin puting beliung lazimnya muncul di daratan. Namun berbeda yang terjadi di Kabupaten Donggala pada Sabtu sore, 14 Maret 2020, sekitar pukul 16.30 Wita. Fenomena alam tersebut muncul di tengah laut.

Tampak muncul 5 pusaran angin terjadi selama hampir 1 jam di antara awan hitam tebal dan gelombang laut. Belum ada laporan kerugian maupun korban akibat kejadian ini.

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Klas II Palu, Nur Alim menjelaskan, bahwa fenomena itu juga disebut waterspout, yaitu angin yang berputar (puting beliung) yang berasal dari awan cumulonimbus dan terjadi di wilayah perairan. Namun, tidak semua awan cumulonimbus dapat menimbulkan fenomena puting beliung.

Kondisi yang dapat menunjang munculnya waterspout di antaranya kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu, yang mengindikasikan udara sangat tidak stabil dan kondisi angin di sekitarnya.

"Fenomena angin puting beliung umumnya terjadi pada periode masa transisi atau peralihan musim, namun pada beberapa kasus dapat terjadi di luar periode tersebut, tergantung pada kondisi atmosfer setempat," Nur Alim menjelaskan, Sabtu (14/3/2020) malam.

Selain itu, awan cumulonimbus dapat tumbuh dikarenakan kondisi perairan lebih hangat dari biasanya.

Menyusul kejadian tersebut juga, pihak BMKG Stasiun Meteorologi Klas II Palu meminta masyarakat khususnya nelayan agar tetap waspada. Jika melihat kemunculan awan hitam tebal di atas perairan, nelayan disarankan kembali ke daratan.

"Imbauan kami agar tetap waspada pada 3-7 hari ke depan," Nur Alim mengimbau.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya