Akankah Virus Corona Berakhir pada Musim Panas 2020? Begini Menurut Ahli

Walter Ricciardi, anggota dewan eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia dan konsultan kementerian kesehatan Italia memberi tanggapan mengenai Virus Corona.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Mar 2020, 20:40 WIB
Liu Huan (kanan), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, memasuki sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jakarta - Kapan pendemi Virus Corona akan berakhir?

Ini adalah pertanyaan yang kerap ditanyakan oleh banyak orang, setelah virus tersebut kian menyebar dan menginfeksi siapa saja. Tak pandang bulu, bahkan tokoh pejabat dunia pun tak luput dari virus ini.

Walter Ricciardi, anggota dewan eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia dan konsultan kementerian kesehatan Italia memberi tanggapan mengenai Virus Corona.

Ia memberikan garis waktu yang sederhana pekan lalu. Ricciardi menaruh harapan bahwa hidup manusia dapat kembali ke "normal" pad musim panas ini.

Ricciardi membandingkan pandemi Virus Corona dengan wabah SARS hampir dua dekade lalu, yang katanya berakhir pada Mei atau Juni.

"Saya mendapat kesan bahwa, jika kita beruntung dan semua bekerja bersama, kita bisa melewati ini semua pada musim panas," katanya.

"Saat itulah kita seharusnya bisa kembali ke kehidupan normal."

Dennis Carroll, mantan direktur Badan Keamanan dan Pengembangan Kesehatan Global AS untuk Pembangunan Internasional, menyebut pernyataan Ricciardi "pernyataan politik yang penuh harapan"

Namun, pernyataan itu tidak didukung oleh bukti yang tersedia.

Ogbonnaya Omenka, asisten profesor dan spesialis kesehatan masyarakat di Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Butler, mengatakan kepada USA Today karena flu dan pilek kebanyakan terjadi di musim dingin dan mundur di musim panas, ada harapan bahwa COVID-19 akan mengikuti tren serupa.

Tetapi dia mencatat bahwa Australia saat ini masuk musim panas dengan suhu yang lebih hangat, juga menghadapi penyakit COVID-19.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Ajakan untuk Patuhi Aturan

Warga mengantre untuk membeli masker di luar sebuah supermarket di Seoul, Korea Selatan, Rabu (4/3/2020). Kasus virus corona atau COVID-19 di Korea Selatan menjadi yang terbesar setelah China, negara asal wabah virus tersebut. (Jung Yeon-je/AFP)

Melissa Nolan, seorang dokter dan profesor epidemiologi di Arnold School of Public Health University Carolina Selatan, tidak membantah pandangan Ricciardi.

"Perkiraan menunjukkan bahwa kasus akan memuncak pada akhir April atau awal Mei, dan para ahli berharap bahwa langkah-langkah ketat saat ini akan memastikan mitigasi penyebaran yang berkelanjutan," katanya.

Semua ahli menekankan pentingnya perilaku pada timeline virus apa pun. Semakin sedikit orang berinteraksi satu sama lain, semakin cepat kita keluar dari krisis tersebut.

"Terlepas dari berapa banyak intervensi yang diterapkan, banyak keberhasilan mereka tergantung pada kemauan masyarakat untuk menyesuaikan perilaku mereka."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya