Liputan6.com, Jambi - Menjelang pagi lengkingan suara ungko (Hylobates agilis) saling bersahutan. Suara primata di hutan dataran rendah yang masih tersisa di Sumatra itu membangunkan pagi sebelum memulai aktivitas penanam pohon di Hutan Harapan, akhir pekan lalu.
Seratusan peserta penanaman pohon bergegas bangun, mereka mengantre di kamar mandi base camp Hutan Harapan di kawasan Sungai Jerat, Kabupaten Batanghari, Jambi. Kemudian mereka senam pagi, sarapan, lalu berbondong ke lokasi penanaman.
Awak Liputan6.com turut serta dalam aktivitas tersebut di Hutan Harapan. Cuaca pagi itu sangat cerah dan ditambah lengkingan suara ungko yang keluar dari hutan yang tidak jauh dari base camp peserta.
Baca Juga
Advertisement
Lengkingan suara ungko itu tak kalah dengan suara riuh seratusan peserta penanaman pohon, sehingga suasana pun menjadi semakin ramai pagi itu.
"Iya itu suara ungko, memang setiap pagi kalau cerah suara ungko itu pasti ramai. Itu suaranya jauh kan, tapi kedengarannya dekat," kata salah seorang staf di Hutan Harapan, Teguh, Sabtu (14/3/2020).
Lengkingan suara primata itu sudah menjadi suatu yang khas di Hutan Harapan. Satwa aboreal ini sangat menggantungkan hidupnya pada hutan dengan meloncat dari pohon ke pohon.
Hutan Harapan telah menjadi rumah bagi satwa primata itu, termasuk satwa langka lainnya. Hutan Harapan adalah kawasan Restorasi Ekosistem (RE) pertama di Indonesia. Putra Mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Charles pernah mengunjugi hutan ini pada 2008.
Hutan ini, dikelola PT Restorasi Ekosistem Indonesia (Reki) yang memiliki luas 98.555 hektare meliputi wilayah Jambi dan Sumatra Selatan, dan merupakan sisa hutan tropis dataran rendah di bagian selatan dan tengah Pulau Sumatra.
Menukil dari situs Hutanharapan.id, hutan ini dihuni oleh lebih dari 307 jenis burung, 64 jenis mamalia, 123 jenis ikan, 55 jenis amfibi, 71 jenis reptil, dan 728 jenis pohon. Sebagian flora dan fauna tidak ditemukan di hutan lainnya di Indonesia.
Sebagian lagi satwa langka dan tercam punah menghuni Hutan Harapan, seperti harimau sumatera, gajah sumatera, beruang madu, dan ungko.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Mengenal Ungko
Ungko (Hylobates agilis) merupakan satwa ordo primata. Keberadaan satwa ini dilindungi H agilis dikategorikan ke dalam status genting (endangered, EN) oleh IUCN, terutama dikarenakan hilangnya habitat dari perburuan untuk dijadikan hewan timangan.
Ungko yang termasuk hewan arboreal ini banyak beraktivitas di atas pohon. Ia jarang turun ke tanah. Satwa ini lebih aktif pada siang hari, memiliki lengkingan suara yang ramai, dan saling bersahutan.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), lengkingan suara ungko bisa mencapai 1 killo herzt. Hal itu dijadikannya sebagai tanda keberadaan dan peringatan pada pasangan ungko lainnya.
Biasanya lengkingan suaranya itu langsung ditandai juga oleh pasangan lainnya dengan sahutan suara yang sama, sehingga akan terjadi keributan sahutan suara di sana.
"Apabila ada benturan batas teritorial, mereka (ungko) akan saling mengusir menggunakan suara tersebut atau bahkan saling mengejar," tulis KLHK dalam judul "Mari Mengenal Satwa Ungko".
Advertisement