Liputan6.com, Rembang - Joko Mulyono adalah seorang tokoh sedulur Sikep Samin asal Dukuh Kembang. Sebuah perkampungan yang terletak di Pegunungan Kendeng Utara, Desa Jurangjero, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Pria yang kerap disapa Mbah Joko itu, jauh-jauh hari pernah meramalkan bahwa pada 2020 bakal ada bencana di Indonesia, dampaknya lebih besar dari yang pernah ada.
Advertisement
"Sudah tidak bisa dikendalikan (ditolong), kalau sekarang masih bisa. Kalau besok sudah tidak bisa. Soalnya tahun duda," kata Mbah Joko.
Menurut Mbah Joko, apabila berkaca dari sejarah bangsa Indonesia, tahun 2020 menurut perhitungannya adalah tahun Senin Kliwon.
Tahun Senin Kliwon, katanya, dalam perhitungan Jawa berkaitan erat dengan peristiwa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia.
"Apalagi tahun Senin Kliwon, pangan entah ada atau tidak di bumi Jawa ini. Soalnya akan ada pilihan (pemilu), mau menumbuhkan raja. Jika pupuknya tidak banyak apa akan tumbuh," katanya.
Mbah Joko menuturkan, yang perlu dilakukan orang-orang saat ini agar terhindar dari musibah adalah bersikap jujur, baik hati, jangan iri hati, serta tidak merusak bumi dan alam.
Dia mengungkapkan, dalam situasi genting terkait kemunculan bencana maupun jenis musibah apa pun, perlu memahami tentang hakikat dan tugas manusia itu sendiri.
"Cermatilah miliknya sendiri dan yang diucapkan. Kalau perilaku sikep itu ada yang menata dan mengayomi," ucapnya.
Terkait wabah virus corona (Covid-19) yang sudah masuk ke Indonesia, Mbah Joko menyampaikan, bencana apapun saat ini diibaratkan bubur yang dimakan dari pinggir dulu kemudian seterusnya.
"Bencana dari pinggir yaitu dari luar Indonesia. Perlu diingat-ingat bencana dari luar Jawa pastinya akan sampai juga," katanya.
"Selalu diingat dan waspadalah. Alam sudah tua, pastinya penyakit akan bermunculan. Baik itu melalui perantara air, angin, bumi," katanya menambahkan.