Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang China yang mengakui dokter Palestina menemukan vaksin virus corona atau Covid-19 beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan oleh situs asianmuslim.com dengan judul artikel "China Akui Dokter Palestina Penemu Vaksin Corona yang Terbukti Ampuh 100 Persen".
Berikut narasinya:
Advertisement
Asianmuslim.com - China secara resmi mengumumkan, hanya beberapa jam yang lalu, keberhasilan serum Palestina yang diberikan kepada Dr. Manar Saadi Al-Shenawi.
Melalui Kementerian Kesehatan China temuan ini di dedikasikan sebagai serum untuk mengobati virus Corona, yang telah terbukti 100 % efektif pada lebih dari 7 kasus yang telah disembuhkan.
Lebih lanjut Pemerintah China secara terang-terangan mengakui bahwa imuwan medis Palestina telah membuktikan kepada seluruh dunia bahwa mereka adalah pembuat kehidupan.
Dan hak untuk menciptakan serum Palestina telah menjadi 100% hak paten yang di ekspor ke semua negara di dunia, dan otoritas harga itu sesuai dengan harga yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan Palestina, yang tentu akan menjadi booming ekonomi dalam sejarah kedokteran Palestina, dan bahkan mungkin untuk menjual obat yang akan membayar hutang Palestina dan menjadi ekonomi Tiongkok dalam waktu dekat.
Benarkah dokter Palestina menemukan vaksin Virus Corona?. Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Penelusuran Fakta
Cek fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang China yang mengakui dokter Palestina menemukan vaksin virus corona atau Covid-19.
Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari google dengan memasukkan kata kunci "china vaccine corona palestine". Namun, tidak ada artikel yang menjelaskan mengenai klaim tersebut.
Begitu pun dengan nama dr Manar Saadi Al-Shenawi yang diklaim sebagai dokter yang menemukan vaksin virus corona. Liputan6.com juga tidak menemukan nama tersebut di mesin pencari google.
Ternyata ada warganet yang membantah klaim dalam komentar di artikel tersebut. Akun Facebook bernama Moh Sofwan Abbas itu memberikan tautan artikel yang membantah klaim bahwa China mengakui dokter Palestina menemukan vaksin virus corona.
Artikel tersebut dimuat situs misbar.com dengan judul artikel لم تنجح فلسطين أو مصر أو لبنان في ابتكار علاج كورونا
الصين تعلن رسمياً نجاح المصل الفلسطيني في علاج فايروس كورونا
تناقلت حسابات على مواقع التواصل الإجتماعي منذ السابع من مارس/آذار الجاري، خبراً مفاده أن "الصين أعلنت رسميًّا ومنذ ساعات قليلة عن نجاح المصل الفلسطيني التى قدمته الدكتورة منار سعدي الشناوي إلى وزارة الصحة الصينية لعلاج فيروس كورونا".
وأشار الخبر إلى أنَّ العلاج "أثبت فاعليته بنسبة 100% على أكثر من 7 حالات تم شفاؤها، لتعلن الصين أنَّ العلماء الأطباء الفلسطينيين أثبتوا للعالم أجمع أنهم صناع الحياة واصبح حق إبتكار المصل الفلسطيني 100% ليصل تصديرة الى كل دول العالم وكان ذلك بالأسعار التى تحددها وزارة الصحة الفلسطينية مما سيكون طفرة اقتصادية في تاريخ الطب الفلسطيني
تحقق "مسبار" من الخبر المتداول ووجد أنه مفبرك، ويتم تداوله بين الحين والاّخر بذات الصيغة لكن مع تغيير اسم الدولة والطبيب، إذ انتشرت ذات الشائعة قبل أيام، وكانت تدعي أنَّ المصل هو اكتشاف مصري، وتارة فلسطيني وأخرى لبناني.
وبحث "مسبار" في الموقع الرسمي لوزارة الصحة الفلسطينية، ولم يجد ما يثبت صحة الادعاء، كما أنَّ اسم الطبيبة المتداول غير موجود ضمن كوادر وزارة الصحة الفلسطينية.وكانت وزارة الصحة المصرية نفت الخبر حين تم تداوله على أنه نجاح مصري، كما أنَّ منظمة الصحة العالمية لم تعلن عن أيِّ اكتشاف لمصل يعالج فايروس كورونا المستجد حتى كتابة هذا التقرير.
Berikut terjemahannya:
Palestina, Mesir, atau Lebanon belum berhasil menciptakan perawatan Corona
Akun-akun di media sosial telah melaporkan sejak 7 Maret, bahwa "China secara resmi mengumumkan, dan beberapa jam yang lalu, keberhasilan vaksin Palestina yang diserahkan Dr. Manar Saadi Al-Shenawi kepada Kementerian Kesehatan China untuk mengobati virus Corona."
Berita itu menunjukkan bahwa perawatan "telah terbukti 100% efektif pada lebih dari 7 kasus yang telah disembuhkan. Cina mengumumkan bahwa dokter Palestina telah membuktikan kepada seluruh dunia bahwa mereka adalah pembuat kehidupan dan telah menjadi hak untuk menciptakan serum Palestina 100% untuk diekspor ke semua negara di dunia, dan ini dengan harga yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan Palestina, yang akan menjadi ledakan ekonomi dalam sejarah kedokteran Palestina.
"Mesbar" memverifikasi berita yang diedarkan dan menemukan bahwa itu dibuat-buat, dan diedarkan dari waktu ke waktu dalam formula yang sama, tetapi dengan perubahan nama negara dan dokter, karena prevalensi yang sama menyebar beberapa hari yang lalu, dan diklaim bahwa serum itu adalah penemuan orang Mesir, orang Palestina dan orang Lebanon.
Sebuah "penyelidikan" meneliti situs web resmi Kementerian Kesehatan Palestina, dan dia tidak menemukan bukti untuk membuktikan klaim tersebut, dan nama dokter yang beredar tidak tersedia di antara staf Kementerian Kesehatan Palestina.
Kementerian Kesehatan Mesir membantah berita itu ketika beredar sebagai keberhasilan Mesir, dan Organisasi Kesehatan Dunia tidak mengumumkan penemuan vaksin apa pun yang mengobati virus corona yang muncul sampai penulisan laporan ini.
Advertisement
Kesimpulan
Kabar tentang China yang mengakui dokter Palestina menemukan vaksin virus corona atau Covid-19 ternyata tidak benar. Palestina dan negara-negara di Arab lainnya belum menemukan vaksin virus corona.
Narasi yang disebarkan dalam artikel "China Akui Dokter Palestina Penemu Vaksin Corona yang Terbukti Ampuh 100 Persen" tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Data: Eka M
Advertisement