Tips Mengatasi Stres yang Muncul di Tengah Ancaman COVID-19

Ada beberapa tips agar tidak stres di tengah ancaman pandemi virus corona COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Mar 2020, 08:00 WIB
Pewarta mengenakan masker saat meliput laga kualifikasi Grup H Piala AFC 2020 antara PSM Makassar melawan Kaya FC-Iloilo, Jakarta, Selasa (10/3/2020). Pertandingan dilaksanakan tanpa dihadiri penonton sebagai antisipasi penyebaran virus Corona COVID 19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Infeksi akibat virus corona atau COVID-19 memang bikin was-was. Namun, bukan berarti kita harus selalu dihantui rasa takut ketika pandemi mengancam dan mengganggu produktivitas.

Menurut dokter Gina Anindyajati, spesialis kejiwaan merasa sedih, tertekan, khawatir, bingung, takut, atau marah, merupakan hal yang wajar selama krisis seperti pandemi COVID-19. Namun, bukan seseorang tidak bisa mengatasi ini.

Dalam pesan tertulisnya kepada Health Liputan6.com, ditulis Selasa (17/3/2020), Gina meminta agar Anda untuk tetap berbicara dengan orang yang dipercaya. Hubungi juga teman atau keluarga, meski sedang berada dalam situasi tertentu seperti karantina atau social distancing.

"Tetap berhubungan dengan keluarga dan teman-teman melalui email, panggilan telepon dan memanfaatkan platform media sosial," kata Gina.

"Jika harus tinggal di rumah, pertahankan gaya hidup sehat termasuk pola makan, tidur, olahraga, dan kontak sosial dengan orang-orang terkasih di rumah," tambahnya.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini


Jangan Gunakan Tembakau atau Alkohol

Setiap orang pastinya pernah mengalami masa sulit. Namun, ketika sedang merasa cemas, Anda perlu menghindari enam hak berikut ini. (Foto: iStockphoto)

Apabila Anda merasa kewalahan karena kondisi krisis, bicarakan dengan petugas kesehatan, pekerja sosial, profesional serupa, atau orang yang dipercaya lainnya yang ada di komunitas seperti pemimpin agama.

"Jangan menggunakan tembakau, alkohol, atau obat-obatan lain untuk mengatasi emosi," tulisnya.

Dia menambahkan, buatlah rencana kemana harus pergi apabila memerlukan bantuan terkait kesehatan fisik, kejiwaan, dan kebutuhan psikososial.

"Dapatkan fakta tentang risiko dan cara mengambil tindakan pencegahan. Gunakan sumber yang dapat dipercaya untuk mendapatkan informasi, seperti situs web WHO atau badan kesehatan publik setempat," tambahnya.

Untuk mencegah ketakutan berlebihan, Anda juga disarankan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menonton atau mendengarkan liputan media yang dirasa mengecewakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya