Liputan6.com, Jakarta - Merebaknya virus corona baru (COVID-19) membuat berbagai upaya untuk menahan penyebaran virus tersebut. Sejumlah langkah dilakukan termasuk salah satunya yang ramai dibicarakan dengan menerapkan social distancing.
Mengutip npr.org, social distancing itu berarti tidak berjabat tangan, menghindari orang banyak, berdiri beberapa meter dari orang dan paling penting tinggal di rumah jika Anda merasa sakit.
Penerapan social distancing ini, perusahaan melakukannya ketika mereka meminta karyawan untuk bekerja dari rumah. Sedangkan pemerintah dapat melakukan dengan meliburkan sekolah. Di olahraga dengan pelaksanaan permainan tanpa penonton dan penundaan acara keluarga. Museum, teater, ruang konser dan tempat berkumpulnya orang banyak ditutup pintunya.
Hal ini termasuk menghindari transportasi massal seperti kereta yang ramai dengan penumpang. "Ini tentang seberapa dekat Anda berinteraksi dengan orang-orang dalam kehidupan sehari-hari. Jaga jarak, hentikan jabat tangan. Idenya adalah mencoba memberdayakan orang untuk memutus penyebaran," ujar Profesor George Washington University, Christopher Mores.
Baca Juga
Advertisement
Wakil Dekan Johns Hopkins University’s Bloomberg School of Public Health, Joshua Sharfstein menuturkan, langkah-langkah social distancing membuat ketidaknyamanan. Namun, kesehatan masyarakat adalah semua tentang masyarakat. "Mengambil langkah-langkah seperti ini akan bermanfaat bagi populasi secara keseluruhan,” ujar dia.
"Seseorang yang tidak sakit mungkin masih menularkan infeksi kepada orang lain termasuk orang tua,tetangga dan orang-orang di dalam bus,” ia menambahkan.
Nah bicara soal social distancing, pada rapat koordinasi Pemerintah Kota Surabaya dengan berbagai stakeholder atau pemangku kepentingan untuk mencegah penularan virus covid-19 di Graha Sawunggaling, Senin, 16 Maret 2020, ada yang berbeda.
Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh perusahaan transportasi, pengusaha mal, hotel, tempat hiburan, dan berbagai instansi lainnya di Surabaya, Jawa Timur. Peserta rapat sebelum dan naik ke ruang rapat, dicek suhu tubuhnya, diberikan masker dan juga diberi hand sanitizer.
Akhirnya, semua peserta yang ikut dalam rapat koordinasi itu menggunakan masker dan kursi duduknya juga sudah diatur, berjarak sekitar 1 meteran.
Pada kesempatan itu, Tri Rismaharini meminta kepada semua stakeholder itu untuk membuat protokol pencegahan Covid-19 di area mereka masing-masing. Menurut dia, ini sangat penting untuk menekan penularan virus tersebut.
"Sebenarnya memang disarankan untuk tidak mengadakan pertemuan, tapi saya harus lakukan ini supaya mereka membuat protocol di sekitar mereka masing-masing, sehingga diharapkan pencegahannya bisa lebih efektif,” kata Risma.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Buat Protokol
Presiden UCLG ASPAC ini juga menuturkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah membuat beberapa protokol untuk mencegah virus tersebut.
Salah satunya membiasakan cuci tangan saat hendak masuk kantor, di tempat umum harus disediakan thermo scan, lalu di masjid atau musala karpetnya harus digulung.
"Jadi, mari kita buat protokol yang sesuai dengan kondisi dan keadaannya masing-masing, silahkan disesuaikan,” kata dia.
Ia mencontohkan, di hotel-hotel dan mal diharapkan sudah menyediakan thermo scan dan hand sanitizer. Di samping itu, ia juga mencontohkan prokol yang bisa diberlakukan bagi karyawan yang kondisinya panas dan ada gejala Covid-19, diharapkan dengan kesadaran dirinya langsung istirahat di rumahnya supaya tidak menyebarkan virus. Saat itu, pemkot juga memberikan hand sanitizer kepada beberapa instansi dan perkantoran.
"Kami juga akan terus melakukan disinfektan ke beberapa tempat. Ini sudah bergerak mulai dari Balai Kota," ujar dia.
Advertisement