Hand Sanitizer Langka, Universitas Mulawarman Produksi Sendiri

Karena langka, Universitas Mulawarman memproduksi hand sanitizer untuk kalangan sendiri dan dipersiapkan untuk masyarakat luas.

oleh Abdul Jalil diperbarui 17 Mar 2020, 10:55 WIB
Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman produksi sendiri hand sanitizer.

Liputan6.com, Samarinda - Merebaknya virus Corona Covid-19 dan menjadi pandemi dunia membuat orang sadar akan keselamatan dirinya sendiri. Tak heran jika banyak warga yang memborong masker dan hand sanitizer atau cairan pembersih tangan.

Di Samarinda, sejumlah minimarket dan swalayan kehabisan stok keduanya. Kalaupun ada, harganya bisa sangat mahal, berlipat ganda dari harga aslinya.

Universitas Mulawarman (Unmul) melalui Fakultas Farmasi mulai memproduksi hand sanitizer secara mandiri. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kelangkaan pembersih tangan tersebut.

Kepala Laboratorium Sains, Teknologi dan Makanan Faultas Farmasi Unmul, dr Hadi Kuncoro menjelaskan, ide memproduksi hand sanitizer merupakan respon dari kelangkaan di pasaran. Sementara kebutuhan semakin tinggi.

“Awalnya kita produksi terbatas, namun sejak awal pekan ini kami produksi dalam jumlah besar. Ruang produksinya juga kami pindahkan ke ruangan yang lebih besar agar bisa memproduksi lebih banyak,” kata Hadi, Selasa (17/03/2020).

Untuk bahan baku, ungkap Hadi, pihaknya tak kesulitan karena memiliki stok melimpah. Stok itu berasal dari kebutuhan praktikum.

“Hanya kesulitan wadah saja karena kami harus mencari spray,” katanya.

Produksi saat ini lebih diprioritaskan untuk kelangan sendiri di Fakultas Farmasi. Jika terus berproduksi, kebutuhan untuk seluruh kampus Universitas Mulawarman juga bisa diatasi.

“Rencananya kalau di internal fakultas dan kampus sudah teratasi, kita akan suplai untuk kebutuhan masyarakat dan mitra Fakultas Farmasi,” tambah Hadi.

Hand sanitizer yang diproduksi ada dua jenis. Jenis pertama berbentuk cairan yang dimasukkan ke dalam botol spray. Jenis ini sudah mengikuti standar WHO dalam pembuatannya.

Jenis kedua beripa jel yang masih terbatas produksinya. Sebab pihak fakultas harus mengembangkan basis jelnya terlebih dahulu.

“Untuk spray kita sudah bisa produksi 200 liter per hari. Sedangkan untuk jel baru bisa 20 liter setiap hari,” pungkasnya.


Masyarakat Tidak Bisa Buat Sendiri

Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Farmasi Unmul Yurika Sastyarina saat diwawancarai wartawan.

Menghadapi pandemi global Virus Corona Covid-19, Fakultas Farmasi Unmul membentuk tim Farma Gerak Cepat. Tim ini dibentuk untuk menghadapi penyebaran virus tersebut.

Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Farmasi Unmul Yurika Sastyarina menjelaskan, tim yang dibentuk itu akan menghitung kebutuhan internal kampus dan mitra fakultasnya.

“Jika nanti permintaan tinggi di masyarakat, kami akan lihat dulu ketersediaan bahan,” kata Yurika.

Jika masyarakat ingin memproduksi sendiri, kata Yurika, akan kesulitan karena bahan baku ada yang dijual terbatas. Masyarakat tak punya akses membeli bahan-bahan khusus tersebut untuk dijadikan hand sanitizer sesuai standar WHO.

“Fakultas Farmasi itu ilmunya untuk membuat produk kesehatan, akhirnya kami melakukan inisiasi melalui fakultas untuk memproduksi hand santizer,” ujar Yurika.

Terkait Virus Corona Covid-19, di Kota Samarinda saat ini sekitar 115 orang masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan ODP. Sedangkan Pasien Dengan Pengawasan (PDP) yang diisolir di rumah sakit saat ini mencapai tiga pasien.

Jumlah tersebut akan bertambah seiring banyaknya laporan masyarakat yang baru pulang dalam 14 hari terakhir ke daerah rawan penyebaran virus tersebut. Pemerintah Kota Samarinda memasukkan empat daerah ke dalam kategori daerah rawan Covid-19 yakni Jakarta, Bali, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Simak juga video berikut:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya