Perangi Virus Corona COVID-19, Prancis Lockdown 15 Hari

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan lockdown 15 hari, sebuah upaya memerangi Virus Corona COVID-19.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 17 Mar 2020, 11:19 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)

Liputan6.com, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin, 16 Maret 2020 waktu setempat meluncurkan langkah untuk memerangi penyebaran lebih luas Virus Corona COVID-19. Macron memerintahkan pembatasan ketat pada pergerakan orang-orang di tengah pandemi yang memburuk dengan cepat.

Dalam kesempatan tersebut, seperti dikutip dari France24, Selasa (17/3/2020), ia mengatakan tentara akan ditugaskan untuk membantu memindahkan orang sakit ke rumah sakit.

"Seratus ribu petugas akan dikerahkan selama lockdown," kata Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner menegaskan.

Selain itu, Macron juga mengumumkan langkah-langkah untuk "sangat membatasi pergerakan setidaknya untuk 15 hari ke depan," mulai Selasa, 17 Maret tengah hari (waktu setempat).

Selama periode lockdown memerangi Virus Corona COVID-19 itu, warga diminta membatasi kontak sosial sebanyak mungkin. Selain itu, ia juga memerintahkan orang untuk tinggal di rumah, kecuali untuk membeli bahan makanan, bepergian ke tempat kerja, berolahraga atau mencari perawatan medis.

Siapa pun yang ditemukan di luar harus memberikan bukti alasan perjalanan mereka.

Macron mengatakan, putaran kedua pemilihan pemimpin kota akan ditangguhkan. Demikian juga dengan pemeriksaan dana pensiun kontroversial pada pemerintahannya.

Presiden Prancis mengatakan perbatasan eksternal Uni Eropa (UE) akan ditutup selama 30 hari, tetapi warga negara Prancis akan diizinkan pulang. Kendati demikian perjalanan melintasi perbatasan internal Area Schengen akan sangat dibatasi.

Dalam upaya tersebut, Macron juga menyatakan tengah mendirikan rumah sakit lapangan di wilayah Alsace yang paling parah terdampak di timur Prancis.

Macron juga mengumumkan paket 300 miliar euro untuk membantu menopang bisnis yang sedang berjuang.

Per Selasa, korban tewas akibat pandemi Virus Corona COVID-19 di Prancis naik menjadi 148. Dengan total 6.650 kasus dikonfirmasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 


Belanda juga Lockdown

Bendera nasional Belanda (AFP)

Sebelumnya, Belanda juga menjadi salah satu negara Eropa yang ikut melakukan lockdown untuk mencegah penyebaran Virus Corona (COVID-19). Kebijakan ini berlaku sejak 16 Maret dan akan berlangsung hingga 6 April mendatang.

Dampak dari kebijakan ini adalah semua sekolah, bar, restoran, klub olahraga, klub malam harus tutup. Kafe ganja tidak luput dari aturan ini, alhasil para pecinta ganja rela mengantre untuk menyetok barang sebelum lockdown.

Berdasarkan laporan Dutch News, Selasa (17/3/2020), warga yang mayoritas anak muda terpantau mengantre panjang ingin membeli ganja di kafe-kafe. Untuk mengatasi itu, akhirnya pemerintah mengubah aturan.

Aturan barunya adalah kafe ganja masih boleh buka saat lockdown, tapi hanya boleh untuk dibawa pulang. Hal sama berlaku bagi restoran atau gerai makanan, yakni boleh buka asalkan takeaway.

Sebelumnya, masyarakat juga sudah menyetok makanan di supermarket. Barang yang dicari adalah pasta, nasi, buah, sayuran, dan perlengkapan toilet.

Asosiasi supermarket Belanda, CBL, menegaskan bahwa panic buying tidak perlu dilakukan, sebab stok sebetulnya masih banyak. Masyarakat diminta belanja normal saja.


Malaysia pun Memutuskan Lockdown

Bendera Malaysia (AFP PHOTO)

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin  memutuskan untuk melakukan lockdown nasional atau mengunci akses seantero Negeri Jiran. Keputusan itu diambil karena melonjaknya jumlah kasus Virus Corona COVID-19.

Dalam pidato pada Senin (16/3/2020) malam, Muhyiddin mengatakan, pemerintah akan menerapkan Perintah Kontrol Gerakan selama lockdown yang dimulai pada 18 Maret hingga 31 Maret, seperti dilansir SCMP.

Keputusan Muhyiddin seiring dengan meningkatnya jumlah kasus positif Virus Corona di Malaysia yang mencapai 553. Jumlah itu merupakan kasus positif COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara.

Malaysia melaporkan 125 kasus baru pada Senin, 95 di antaranya terkait dengan acara tablig akbar yang diadakan pada Februari, menurut Kementerian Kesehatan, menyusul lonjakan 190 kasus selama akhir pekan.

Acara tablig akbar itu dihadiri sekitar 16.000 orang dari 27 Februari hingga 1 Maret. Dari 14.500 warga Malaysia yang hadir, hanya 7.000 yang melakukan tes Virus Corona.

Sejauh ini, total 42 pasien Virus Corona di Malaysia telah sepenuhnya pulih dari Virus Corona dan telah dipulangkan. Sementara 511 masih di rumah sakit dan 12 di antaranya masih dalam perawatan intensif.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya