Liputan6.com, Jakarta Para miliarder dunia harus terus menelan pil pahit di tengah wabah Virus Corona atau Covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia.
Dalam sebulan, seperti mengutip laman Forbes, Selasa (17/3/2020), 20 orang terkaya dunia harus menelan kerugian hingga USD 293 miliar (Rp 4.248 triliun) akibat anjloknya pasar saham dan kondisi ekonomi lain dalam sebulan.
Kejatuhan pasar saham dan ekonomi merupakan dampak lanjutan dari menyebarnya Virus Corona.
Dari kerugian tersebut, anjloknya pasar saham berkontribusi menghilangkan harta orang terkaya dunia hingga USD 68 miliar (Rp 986 triliun), usai indeks S&P dan Down turun masing-masing 12 persen dan 13 persen, pada perdagangan pasar di Senin (16/3/2020).
Baca Juga
Advertisement
Secara total, kekayaan gabungan para 20 miliarder tersebut terpangkas dari USD 1,4 triliun menjadi USD 1,1 triliun.
Di antara mereka, CEO LVMH, Bernard Arnault, konglomerat fashion yang mengalami penurunan kekayaan paling tajam.
Kekayaannya merosot USD 29,6 miliar (Rp 429,2 triliun), sejak 13 Februari menjadi USD 79,9 miliar (Rp 1.158 triliun) pada 16 Maret 2020. Saham LVMH turun hampir 30 persen selama sebulan terakhir.
Secara presentase, Mukesh Ambani dari India, yang merupakan pendiri Reliance Industries telah kehilangan hampir sepertiga dari kekayaannya. Kini tersisa USD 38,6 miliar atau Rp 559,7 triliun.
Sementara Jef Bezos, orang paling kaya sejagat, kekayaannya susut USD 5,3 miiar atau sebesar Rp 79 triliun pada Senin kemarin. Hartanya turun menjadi USD 105,1 miliar setara Rp 1.586 triliun.
Secara total, Bezos berada pada posisi kedua yang hartanya hilang di belakang Arnault. Dia kehilangan USD 25,6 miliar (Rp 371,2 triliun) sejak Februari secara total.
Bill Gates kehilangan harta USD 5,8 miliar (Rp 84,1 triliun) menjadi USD 97,8 miliar atau Rp 1.418 triliun.
Kekayaan CEO Facebook Mark Zuckerberg juga jatuh senilai USD 8,8 miliar (Rp 127,6 triliun) setelah saham Facebook anjlok lebih dari 14 persen.
Hartanya saat ini tersisa USD 54,3 miliar atau Rp 787,3 triliun, turun 31 persen sejak virus corona menyebar.
Mantan kandidat Presiden Amerika Serikat, Michael Bloomberg dengan kekayaan USD 50,9 miliar atau Rp 738 triliun, dan keluarga Koch, yakni Charles dan Julia (masing-masing memiliki harta USD 40 miliar atau Rp 580 triliun) adalah satu-satunya yang sedikit beruntung.
Mereka tidak mengalami kerugian terlampau besar karena kekayaan yang berbasis di perusahaan swasta, yang sebagian besar terhindar dari penetapan harga pasar publik.
Reporter : Tiara Sekarini
Jeff Bezos hingga Warren Buffet Bicara Lotere Terbesar dalam Hidup yang Bikin Sukses
Jeff Bezos menjadi orang terkaya sejagat dengan nilai kekayaan mencapai USD 119 miliar atau Rp 1.689 triliun. Kekayaan tersebut diraih Bezos dari toko buku online yang dibangunnya Amazon. Hingga kini, e-commerce ini mampu membukukan keuntungan hingga USD 947 juta.
Dibutuhkan kerja keras dan kecerdikan untuk bisa sukses membangun bisnis. Namun adapula hal lain yang ikut berperan membawa kesuksesan. Bezos percaya itu adalah keberuntungan.
“Saya sangat yakin. Saya banyak memenangkan lotere. Amazon adalah salah satu lotere yang saya menangkan,” ungkap Bezos seperti melansir laman CNBC, Jumat (13/3/2020).
Baca Juga
Selain keberuntungan, dia meyakini kunci kesuksesannya adalah dukungan dari banyak pihak terhadap usahanya.
“Menurut saya hal yang menjadi dorongan utama untuk berani mengambil risiko adalah dukungan dari seseorang. Kamu harus mempunyai mentor, mempunyai seseorang yang mencintai. Ini adalah hal-hal yang membangun dan memungkinkan melompat ke medan yang belum dipetakan dan melakukan sesuatu yang baru, karena Anda tahu memiliki pendukung, ” ungkap dia.
Dia mengatakan bahwa mendapatkan lotere terbesar pada saat bersama orang tua. “Orang tua ibu, kakek dan nenek saya, membantu untuk membuat semuanya berkerja,” lanjut dia.
Bezos mengungkapkan bahwa Ayahnya Mike Bezos, merupakan imigran dari Kuba yang datang ke Amerika saat usia 16 tahun dan tidak tahu bahasa Inggris sama sekali.
Di awal usahanya, orang tua Bezos percaya kepadanya dalam bentuk pemberian uang senilai USD 245.573 (Rp 3,5 miliar) kepada Amazon pada 1995, menurut prospectus perusahaan.
“Jika tidak mendapat dukungan dari siapapun, tidak perlu orang tua, terkadang orang beruntung mendapatkan dari kakek dan nenek, teman, keluarga teman, atau guru. Tapi dukungan sangat diperlukan. Seseorang harus masuk ke dalam hidup Anda," dia melanjutkan.
Advertisement