Liputan6.com, Jakarta Pada 2011, sineas Steven Sodenbergh dan penulis naskah Scott Z. Burns meluncurkan film Contagion. Kata contagion dalam arti sederhana berarti 'penularan' atau 'paparan'.
Contagion yang diproduksi dengan biaya 60 juta dolar AS (840 miliar rupiah) mengumpulkan 135 juta dolar AS (1,8 triliun rupiah) dari seluruh dunia. Selain premis menjanjikan, Contagion diperkuat sejumlah bintang papan atas peraih Oscar dari Kate Winslet, Marion Cotillard, hingga Gwyneth Paltrow.
Baca Juga
Advertisement
Nama lain yang turut memperkuat Contagion, yakni Matt Damon dan Jude Law. Sebagai informasi, penulis naskah Scott Z. Burns adalah salah satu pencetus film aksi legendaris The Bourne Ultimatum. Pekan ini, saya menonton lagi Contagion.
Berawal dari Kunjungan ke Asia
Contagion memulai kisahnya dengan Beth Emhoff (Gwyneth Paltrow) yang melakukan kunjungan bisnis ke kawasan Asia. Beth melawat sebuah kasino, berfoto, dan beraktivitas bersama para klien. Pulang ke rumah, Beth batuk, suhu tubuhnya mencapai 38,7 derajat Celsius, susah menelan makanan, pusing, lalu kejang-kejang. Puncaknya, Beth meninggal dunia. Sang suami, Mitch Emhoff (Matt Damon) syok berat.
Kematian Beth yang dianggap tak wajar menyita perhatian dr. Arrington (Steff Tovar), dr. Cheever (Laurence), dr. Sussman (Elliott Gould) dan dr. Leonora (Marion Cottilard). Tim medis ini melakukan serangkaian riset. Hasilnya,, mereka menemukan gen kelelawar yang berbaur dengan gen babi dalam sebuah virus baru tak bernama. Virus ini membuat Beth mangkat. Kecurigaan ini ditindaklanjuti dengan mengautopsi jenazah Beth.
Advertisement
Jaringan Sulcus di Otak Remuk
Hasilnya, jaringan Sulcus di otak Beth remuk. Cheever memohon dr. Mears (Kate Winslet) meneliti virus tersebut. Tahukah Anda, dalam tempo 133 hari, virus ini menewaskan satu persen populasi penduduk bumi. Virus ini menyebar ke udara dan siapa saja yang melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi. Suatu malam, ketika menginap di hotel, Mears pusing, demam, dan susah menelan.
Penasaran, ia meminta data seluruh pekerja hotel yang membersihkan kamarnya. Mears kala itu bertanya, dari mana virus ini berasal? Siapa yang menularkannya pada korban pertama? Lalu adakah vaksin untuk mencegah? Jurnalis Alan Krumwiede (Jude Law) mencoba menyusuri simpul rumit ini.
Teringat Virus Corona
Ya, kini Contagion kini menjadi semacam ramalan yang tergenapi. Virus pemicu demam dan kematian yang berhubungan dengan kelelawar entah mengapa mengingatkan kami pada Covid 19 yang kini mewabah ke penjuru dunia.
Sepanjang menonton film ini kembali, doa saya hanya satu. Semoga adegan virus ini mematikan 1 persen populasi dunia tidak terjadi dan jangan pernah terjadi. Terlepas dari sejumlah kemiripan dengan wabah virus Corona, mari mencermati Contagion sebagai sebuah karya seni.
Film ini menghadirkan banyak tokoh penting. Isu yang diusung dituturkan seolah wabah ini nyata. Saat film dirilis, penonton pada tahun itu mengaitkan Contagion dengan wabah SARS yang menjadi isu kesehatan global.
Advertisement
Dari Tiongkok ke Prancis
Contagion terasa makin nyata berkat gaya Steven yang menggulirkan cerita dengan detail. Ia memperlihatkan kinerja virus menjajah berbagai negara dengan teknik hari demi hari. Steven memvisualkan dampak pada hari kedua hingga 130-an.
Sang sineas memotret kondisi provinsi Guan Dong di Tiongkok, kepanikan di Prancis, hingga Amerika. Di fase ini, saya benar-benar teringat virus Corona. Kedetailan Contagion diperkuat dengan performa para bintang yang membuai perhatian penonton.
Steven mengajak kita mengunjungi sejumlah rumah sakit dan negara yang terdampak wabah virus. Steven yang juga merangkap penata sinematografi memperlakukan gambar selayaknya kepingan puzzle yang mengantar fase-fase genting menuju titik cerah yang terjadi pada hari keseratus sekian.
Masyarakat Panik
Momen lain yang bikin merinding, sebuah adegan yang memperlihatkan kondisi pasar swalayan morat-marit karena masyarakat panik lalu membeli banyak bahan makanan dan obat-obatan. Terasa riil dan bikin miris.
Yang paling menggetarkan dari Contagion adalah adegan akhir yang brilian. Saya tidak akan lupa bagaimana Steven menggerakkan kameranya untuk kembali ke rumah lalu mengajak penonton melihat ke cakrawala.
Advertisement
Hari Pertama dan Simbol Harapan
Usai melihat langit tak terbatas yang mewakili harapan umat manusia, Steven membawa kita ke Bumi. Itulah hari pertama. Hari di mana sebuah bencana non-alam terjadi. Itulah hari ketika sebuah mikroorganisme, bahkan berukuran lebih kecil dari level mikro, bermutasi menjadi lebih ganas.
Hari itu, ia berpindah dari tubuh hewan ke manusia. Kematian Beth yang ditindaklanjuti riset tim medis mengirim pesan bahwa satu korban meninggal saja sudah kebanyakan. Di Indonesia, Covid 19 membuat lebih dari lima saudara kita berpulang. Semoga kita sesigap para dokter di film ini.
Pemain: Marion Cotillard, Matt Damon, Laurence Fishburne, Jude Law, Gwyneth Paltrow, Kate Winslet, Bryan Cranston
Produser: Michael Shamberg, Gregory Jacobs, Stacey Sher
Sutradara: Steven Soderbergh
Penulis: Scott Z. Burns
Produksi : Warner Bross Pictures
Durasi: 105 menit