Jangan Ada Stigma untuk Orang yang Positif Corona di Indonesia

Orang yang positif Corona COVID-19 bukan karena berperilaku negatif.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 18 Mar 2020, 12:08 WIB
Petugas melewati layar pemantau yang menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Dari 3.580 orang yang menghubungi Posko COVID-19 DKI Jakarta, ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan dan 56 Pasien Dalam Pengawasan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengingatkan agar masyarakat tidak menciptakan stigma terkait COVID-19.

Menurut tim pakar gugus tugas penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, begitu nama pasien yang positif Virus Corona diketahui publik, tidak sedikit yang menganggap bahwa COVID-19 terjadi karena perilaku negatif.

"Penyakit ini disebabkan karena virus. Tidak ada hubungannya dengan perilaku yang negatif. Saudara kita yang terkena, seharusnya dibantu," kata Wiku saat konfrensi pers di BNPB Jakarta, Rabu, 18 Maret 2020.

Dan, yang sudah dinyatakan positif Corona, tahu diri bahwa mereka bukan korban dari kegiatan yang negatif.

"Masyarakat harus tenang dan waspada. Tenang, enggak usah panik, dan waspada karena kita berhadapan dengan musuh," Wiku menambahkan.

Musuh (Virus Corona, -red), lanjut Wiku, sudah teridentifikasi meskipun kita belum memahami cara kerja musuhnya.

"Cara kerja yang sudah diketahui adalah dengan kontak tadi. Makanya, hilangkan kontak, penularan akan turun, kasus akan turun. Yang penting, orang sehat tetap sehat," katanya.

Simak Video Menarik Berikut Ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya