Unair Surabaya Klaim Bakal Temukan Vaksin Corona COVID-19

Saat ini ITD Unair telah mengantongi enam sampel spesimen positif COVID-19. Dari sampel tersebut serta izin dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, pembuatan vaksin tersebut bisa dilakukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2020, 20:00 WIB
Kantor Pusat Manajemen Universitas Airlangga di Kampus C Unair, Jalan Ir Soekarno, Mulyorejo, Surabaya, Jatim. (www.unair.ac.id)

Liputan6.com, Jakarta - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengklaim segera menemukan vaksin untuk menangkal atau menghentikan penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19 yang saat ini menjadi pandemi global.

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengatakan bahwa Unair melalui Institute of Tropical Disease (ITD) saat ini masih menyusun proposal dan siap melanjutkan ke tahapan selanjutnya, yakni penyiapan vaksin untuk COVID-19, Surabaya, Rabu, 18 Maret 2020.

"Kami siap melanjutkan untuk ke produk antivirus atau vaksinnya. Kami sudah siapkan berbagai metode yang sudah kami diskusikan. Saat ini kami sedang dalam tahap penyusunan proposal," ujar Nasih, dilansir dari Antara.

Nasih mengemukakan, saat ini ITD Unair telah mengantongi enam sampel spesimen positif COVID-19. Berbekal dari sampel tersebut serta izin dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, pembuatan vaksin tersebut bisa dilakukan.

"Tentunya pembuatan vaksin ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Membutuhkan proses yang panjang. Oleh karenanya terus kami upayakan percepatannya di segala lini," ujar Nasih di Surabaya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Butuh Waktu Panjang

Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus corona dilakukan oleh KAI.

Untuk menemukan vaksin COVID-19, lanjut Nasih, banyak tahapan yang harus dilakukan, seperti melakukan pendekatan, pengujian pada hewan dan tahap klinis.

"Sehingga memang proses dan waktunya cukup panjang, tapi kami optimistis dengan seizin Balitbangkes kita akan bisa mengembangkan produk itu," ujarnya.

Saat ini, SK untuk kewenangan Unair dalam pembuatan antivirus atau vaksin masih belum turun dari Balitbangkes, karena masih dalam proses telaah proposal.

"Kebetulan kami di sini punya pusat riset biomolekul ion. Di situ juga nanti bisa menghasilkan produk yang cukup relevan dengan ini. Di ITD juga sudah biasa menciptakan vaksin. Kami mohon doa restunya saja, mudah-mudahan dalam waktu yang sangat tidak lama kita bisa menemukan penangkal virus COVID-19 ini," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya