Liputan6.com, Gowa - Sedikitnya 9.000 jemaah telah hadir di Pakkatto, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan untuk mengikuti kegiatan Ijtima Dunia Zona Asia 2020. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia, di tengah merebaknya virus Corona atau Covid-19.
"Sudah hampir 9000 jamaah catatan sementara. Ada dari Lampung, Jambi, Magelang dan banyak lagi," kata Andi Abdillah Beso Manggabarani, Koordinator Mobilisasi dan Transportasi Ijtima Dunia Zona Asia 2020 saat dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu (18/3/2020) malam.
Baca Juga
Advertisement
Abdillah menyebutkan jumlah itu akan terus bertambah, pasalnya kegiatan ini sedianya akan dilaksanakan pada 19 hingga 22 Maret 2020. Mereka menyatakan tetap hadir meski ada wabah Corona Covid-19.
"Besok mau datang dari Banjarmasin itu 600 orang, besoknya ada 1000 lagi," sebutnya.
Selain berasal dari berbagai daerah di Indonesia, ratusan jamaah juga berasal dari negara lain. "Jemaah dari luar negeri sudah ada 400 lebih dari sembilan negara berbeda," ucapnya.
Menurut Abdillah angka jemaah yang berasal dari luar negeri harusnya lebih dari itu. Dia mengatakan bahwa sejumlah jemaah di beberapa negara tertahan karena lockdown atau karantina akibat virus Corona Covid-19 negaranya.
"Ada 300-an dari Malaysia tertahan, ada Filipina juga ada 500-an juga tertahan. Tapi itu sudah keputusan Allah bahwa mereka tidak mendapat izin dari Allah untuk megikuti pertemuan dunia," dia menyebutkan.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Panitia Pastikan Kegiatan Tetap Barlangsung
Pihak panitian memastikan kegiatan tablig dengan tema Ijtima Dunia Zona Asia 2020 yang dilaksanakan di Pakkatto, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan akan tetap berlangsung pada 19 hingga 22 Maret 2020.
"Inysa Allah akan tetap berlangsung, jauh sebelumnya kami sudah dapat izin dari Kapolda, Pangdam, dan Gubernur bahkan Bupati. Bahkan mereka katanya mau datang," kata Abdillah
Penentuan Pakkatto, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan menjadi lokasi pertemuan pemuka agama Islam dari berbagai negara di Asia ini telah diputuskan sejak bulan Januari 2020. Sejak saat itu pula lah pihak panitia bergerak untuk menyukseskan kegiatan ini.
"Grup Whatsapp panitia itu dibuat tanggal 24 Januari 2020, dua minggu sebelumbya itu diputuskan tempatnya dilakukan di Indonesia," sebutnya.
Abdillah pun mempertanyakan siapa yang akan bertanggungjawab jika kegiatan Ijtima Dunia Zona Asia 2020 ini dihentikan secara paksa. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan oleh panitia dan peserta tidaklah sedikit.
"Apakah kalau acara kita hentikan kau mau tanggung biaya yang sudah dikeluarkan? Tiketnya orang yang datang kesini. Itukan bukan biaya kecil. Visanya orang kan bukan biaya kecil," tanyanya.
Advertisement