Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pasien positif virus corona (COVID-19) di Indonesia terus bertambah setiap hari. Total sudah ada 227 pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona di Indonesia hingga Rabu, 18 Maret 2020.
Jumlah pasien positif ini diprediksi akan semakin meningkat. Angka kematian akibat corona di tanah air terbilang tinggi, mencapai 19 pasien hingga Rabu kemarin.
Advertisement
Hal itu membuat saya, pewarta yang bertugas di Istana Kepresidenan khawatir setelah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif virus corona. Pasalnya, saya sempat berinteraksi dengan Budi Karya di Istana dalam dua pekan terkahir.
Saya pun masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) karena pernah berinteraksi dengan pasien positif Covid-19. Tak mau ambil risiko, saya berinisiatif memeriksakan diri ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta Utara, Senin 16 Maret 2020.
Setibanya di sana, ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh orang yang masuk kategori ODP virus corona, antara lain:
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. Tahap Screening
Bagi pasien yang ingin tes corona biasanya langsung diarahkan ke Pos Pemantauan COVID-19. Letaknya, berada di luar gedung RSPI Sulianti Saroso.
Di tahap pertama ini, saya diminta untuk mengisi formulir soal gejala corona yang dialami, riwayat perjalanan ke luar negeri dalam dua pekan terakhir, riwayat kontak dengan pasien positif, dan lain-lain. Kebetulan, saat itu saya mengalami batuk dan pilek.
Setelah menyerahkan formulir itu, petugas kesehatan akan bertanya-tanya terkait keluhan. Pasien tanpa gejala dan tidak pernah berkontak dengan pasien positif maka dinyatakan sehat dan diminta untuk pulang ke rumah.
Sementara apabila memiliki gejala seperti batuk dan pilek namun tidak pernah berkontak dengan pasien positif, maka petugas kesehatan akan menyarankan agar berobat ke dokter umum.
Saya sempat diminta untuk pulang dan mengisolasi diri selama 14 hari karena gejala yang dialami hanya batuk dan pilek. Namun, saya bersikeras meminta untuk diperiksa kesehatan dengan alasan kantor meminta surat kesehatan. Saya pun diarahkan untuk Medical Check Up (MCU).
Meski begitu, hampir semua orang yang datang ke Pos Pemantauan di RSPI Sulianti Saroso diarahkan untuk MCU. Baik dengan gejala ringan, sedang, ataupun tak bergejala namun perlu surat sehat.
Advertisement
2. Tahap Medical Check Up
Saya mengikuti beberapa tes MCU yakni, pemeriksaan fisik, berat dan tinggi badan, ukur tensi, tes darah, dan rontgen paru. Yang perlu ditekankan, tes MCU bukan tes virus corona. Sebab, hasil tes MCU tidak bisa menunjukkan apakah saya positif dan negatif corona.
Tes MCU hanya bisa melihat gejala klinis yang dialami berdasarkan hasil rontgen paru. Jika tes MCU menunjukkan ada gejala klinis, maka dokter akan merujuk agar pasien dilakukan tes corona.
Artinya, apabila saat MCU dalam keadaan sehat dan tidak menunjukkan gejala corona, maka tidak akan di tes swab atau usap lendir. Padahal, untuk mengetahui seseorang positif dan negatif corona caranya yakni dengan melakukan tes swab
Saya pun tidak menjalani tes swab meski ada gejala batuk dan pilek serta berkontak dengan pasien positif. Bahkan, sekitar 20 wartawan Istana yang ikut tes bersama saya pun, tidak ada satu pun yang dilakukan tes swab.
Sehingga, hasil pemeriksaan kami hanya berhenti di MCU saja. Jujur, saya ingin sekali dilakukan swab namun tes itu harus berdasarkan permintaan dari dokter.
"Enggak di-swab karena enggak bisa by request (pribadi) di RSPI," ucap Wartawan berinisial D yang ikut tes MCU bersama saya.
3. Tahap Menunggu Hasil Pemeriksaan
Saya baru bisa mengambil hasil MCU sehari setelahnya. Saya memakluminya karena saat itu banyak sekali orang yang melakukan MCU sementara tenaga medis terbatas.
Setelah mendapat amplop besar bewarna kuning, saya pun berkesempatan untuk konsultasi dengan dokter. Hasilnya, rontgen paru saya dinyatakan baik namun tes darah yaitu leukosit saya dibilang cukup tinggi.
"Bukan virus tapi, ini karena bakteri," ujar dokter kepada saya.
Jujur, saya merasa dokter agak terburu-buru saat menerangkan karena ramainya poli MCU dengan orang yang hendak memeriksakan kesehatan. Namun, dokter tetap menjawab pertanyaan saya dengan ramah dan menyarankan agar berobat ke Poli Paru.
Nantinya, pihak rumah sakit juga akan memberikan Surat Keterangan Sehat. Perlu diingat, bahwa surat ini bukanlah surat bebas dan negatif corona atau health alert card.
"Kami tidak memberikan surat bebas corona atau health alert card. Ini cuma surat keterangan kalau Anda dalam kondisi sehat," jelas petugas medis RSPI Sulianti Saroso.
Advertisement
4. Tahap Pembayaran
Saya merogoh kocek Rp 275.000 untuk semua proses MCU yang saya ikuti Hal itu terbilang murah daripada MCU di RSPAD Gatot Soebroto.
Wartawan berinisial A mengatakan dirinya mengeluarkan Rp 659.000 untuk mengikuti proses MCU. Setiap rumah sakit memang mematok harga yang berbeda-beda tergantung fasilitas serta pelayanan kesehatan yang disediakan.
"Kemarin MCU di RSPAD Rp 659.000, (untuk) ambil darah, rontgen, sama konsultasi ke dokter. Tanpa (tes) swab" tutur Wartawan A itu.