Bursa Asia Menguat Usai Bank Sentral Eropa Umumkan Stimulus

Perkembangan wabah Virus Corona akan terus menjadi perhatian pada perdagangan saham sepanjang hari ini.

oleh Nurmayanti diperbarui 19 Mar 2020, 08:27 WIB
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Pasar saham di Asia menguat usai Bank Sentral Eropa mengumumkan paket stimulus besar-besaran. Indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak 2,02 persen, pada awal perdagangan, sementara indeks Topix naik 2,15 persen. Di Korea Selatan, Kospi naik 0,46 persen.

Sementara di Australia, indeks S&P / ASX 200 naik 0,41 persen setelah sebelumnya melonjak lebih dari 2 persen. Namun secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,1 persen lebih rendah.

Perkembangan wabah Virus Corona akan terus menjadi perhatian pada perdagangan sepanjang hari ini, seperti melansir laman CNBC, Kamis (19/3/2020).

Bank Sentral Eropa, mengumumkan Program Dana Darurat Pandemi senilai € 750 miliar (sekitar USD 821 miliar) untuk membeli sekuritas guna mendorong perekonomian Eropa.

"ECB akan memastikan bahwa semua sektor ekonomi dapat memperoleh manfaat dari dukungan pembiayaan yang memungkinkan mereka untuk menghadapi guncangan ini," kata Bank Sentral Eropa melalui rilisnya.

“Ini berlaku untuk keluarga, perusahaan, bank, dan pemerintah. Dewan Pengatur akan melakukan segala yang diperlukan sesuai mandatnya,” mengutip pernyataan Bank Sentral.

Pengumuman ECB datang setelah, beberapa Bank Sentral seperti Federal Reserve Amerika Serikat dan Jepang mengumumkan hal serupa untuk memerangi dampak ekonomi dari wabah Virus Corona.

 


Wall Street

Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Wall Street kembali anjlok pada Penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Kejatuhan tersebut karena investor khawatir akan pelemahan ekonomi dampak dari Pandemi Corona.

Mengutip CNBC, Kamis (19/3/2020), Dow Jones Industrial Average turun 1.338,46 poin, atau 6,3 persen menjadi 19.898,92, menandai penutupan pertama di bawah 20.000 sejak Februari 2017.

S&P 500 turun 5,2 persen menjadi 2.398,10 dan ditutup hampir 30 persen di bawah rekor bulan lalu. Untuk Nasdaq Composite turun 4,7 persen menjadi 6.989,84.

Hampir tidak ada pasar saham yang aman dari gelombang aksi jual. Harga minyak mentah pun juga mengalami penurunan terburuk ketiga mereka.

Wall Streetturun dari posisi terendah mereka di menit-menit terakhir perdagangan setelah Senat memperoleh suara untuk meloloskan rencana bantuan untuk virus Corona untuk memperluas cuti berbayar.

Investor dan juga miliarder Bill Ackman mengatakan obat terbaik menahan penurunan pasar dan wabah Corona di AS adalah dengan keputusan dari Presiden Donald Trump untuk melakukan lockdown.

"Kita perlu melakukan sekarang. Ini adalah satu-satunya jawaban," kata Ackman, pendiri Pershing Square Capital Management. “Amerika akan berakhir seperti yang kita tahu. Saya minta maaf untuk mengatakannya, kecuali kita mengambil opsi ini." tambah dia.

Wall Street sempat dihentikan sementara selama 15 menit untuk memastikan memastikan perilaku pelaku pasar yang teratur. Rabu ini merupakan keempatkalinya otoritas bursa saham AS melakukan pembekuan perdagangan sementara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya