Kisah Dokter Tangani Virus Corona Sekaligus Jadi Ibu Menyusui, Bikin Haru

Menerapkan standar operasi keamanan bisa menjadi sebuah hal yang melelahkan bagi seorang ibu menyusui.

oleh Mardella Savitri Murtisari diperbarui 19 Mar 2020, 14:55 WIB
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Liputan6.com, Jakarta Virus Corona ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pertengahan Maret 2020. Hal ini lantas membuat beberapa negara meningkatkan kewaspadaannya terhadap wabah tersebut.

Para dokter dan tenaga medis di seluruh dunia kini sedang berjuang menjadi garda depan untuk melawan virus Corona COVID-19. Padahal tentunya mereka tetap manusia biasa seperti halnya kita. Mereka memiliki keluarga, kerabat, dan teman yang turut menghawatirkan dan menunggu kepulangannya setiap hari di rumah.

Salah satu kisah haru, dibagikan oleh seorang dokter yang menangani virus Corona. Ialah Faiqah, ibu dari dua orang anak yang bekerja di Rumah Sakit Sungai Buloh, Malaysia. Ia membagikan pengalamannya tentang peran berat yang ia lakukan setiap harinya.

Selama terjadinya wabah ini, ia terus disibukkan dengan dua kewajiban yang membuat tidurnya tak nyenyak. Pertama ia menjadi seorang ibu yang harus memberikan asi eksklusif kepada anaknya, kedua ia harus tetap bekerja tanpa lelah di rumah sakit.

Dedikasi yang dilakukan oleh Faiqah ini mendapatkan respon positif dari warganet. Banyak yang mengapresiasi dan berterima kasih atas kerja kerasnya tersebut. Seperti apa kisah dokter menangani virus Corona sekaligus jadi ibu menyusui ini? Berikut kisahnya yang dilansir dari WorldofBuzz oleh Liputan6.com, Kamis (19/3/2020).


Harus disiplin menerapkan SOP khusus sebagai tenaga medis yang bersinggungan langsung dengan COVID-19

Potret Faiqah dalam mengenakan baju khusus. (Sumber: worldofbuzz)

Sebagai seorang dokter, ketika sesampainya di tempat kerja ia harus mengikuti standar operasi (SOP) khusus. SOP ini berbeda dengan standar medis pada umumnya, karena ia diwajibkan untuk mengenakan baju khusus yang sangat panas.

Setiap harinya, ia harus mengikuti standar operasi (SOP) untuk tenaga medis yang menangani virus Corona. Ia diwajibkan untuk mengenakan baju khusus yang sangat panas. Terlebih lagi ketika bersinggungan langsung dan mengunjungi ruang isolasi pasien virus Corona.


Harus memompa ASI setiap 4 jam sekali

Setelah selesai bersinggungan dengan pasien virus Corona, lantas Faiqah harus segera melepas baju khusus tersebut dan membuangnya. Prosedur selanjutnya adalah ia diharuskan untuk mandi sebersih mungkin agar virus tak menempel lagi padanya.

Prosedur ini ia lakukan 1-2 kali dalam sehari. Tentunya sangat melelahkan dan menyulitkan bagi Faiqah yang setiap 4 jam sekali harus memompa ASI dan menaruhnya di stok untuk anaknya yang masih bayi.

Namun, ketika ia telah sampai rumah segala rasa lelah segera terbayarkan. Ia pun sangat senang bisa kembali pulang dengan selamat setiap hari dan bertemu dengan keluarganya.

Ada hal lucu dari rutinitasnya setiap hari tersebut, akibat memiliki rambut panjang, membuatnya stres karena butuh waktu lama untuk kering. Faiqah yang memiliki rambut ikal, akhirnya memutuskan untuk memotong rambutnya dan ia malah terlihat semakin berantakan. Anak sulungnya pun berkata, “Ibu rambutmu aneh sekali, tapi aku tetap mencintaimu,” tulis Faiqah mengakhiri kisahnya dilansir dari worldofbuzz.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya