BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 4,2 Persen

Dampak Corona mengganggu banyak sektor dan membuat stabilitas ekonomi terganggu sehingga target pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi.

oleh Athika Rahma diperbarui 19 Mar 2020, 15:20 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) didampingi DGS Destry Damayanti (kiri) dan Deputi Gubernur Erwin Rijanto (kanan) memberi keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Kantor BI, Jakarta, Kamis (19/9/2019). BI menurunkan suku bunga acuan BI7DRR menjadi 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketidakpastian global membuat Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 menjadi di bawah 5 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, pertumbuhan ekonomi pada 2020 diperkirakan menyentuh angka 4,2 hingga 4,6 persen, lebih rendah dari prediksi awal sebesar 5,2 hingga 5,6 persen.

"Prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 diperkirakan mencapai 4,2 hingga 4,6 persen," ujar Perry dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) lewat siaran langsung, Kamis (19/3/2020).

Perry juga menyatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi global juga diturunkan menjadi 2,5 persen dari prediksi awal 3 persen. Namun ketika penyebaran virus Corona diperkirakan sudah mereda pada 2021, ekonomi dunia akan bangkit kembali.

"Pada 2021 mendatang ketika virus Corona sudah mereda, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali pulih menjadi 3,7 persen, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yaitu 3,4 persen," kata Perry.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Dampak Corona

Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan penjelasan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/6/2019). RDG Bank Indonesia 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun saat ini, perkembangan virus Corona bukan hanya di Indonesia namun di seluruh negara terdampak lebih cepat dari perkiraan. Tentunya, dampak Corona mengganggu banyak sektor dan membuat stabilitas ekonomi terganggu.

"Prospek pertumbuhan ekonomi dunia menurun karena rantai penawaran global terganggu. Corona juga memberi tantangan bagi kita, melambatnya prospek ekonomi dunia menurunkan prospek ekspor Indonesia, lalu bidang jasa terutama pariwisata tentu menurun karena mobilitas antara negara terhambat," ujar Perry mengakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya