Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, BI menurunkan proyeksi pertumbuhan kredit Indonesia di 2020 yang tidak akan sampai 2 digit, yaitu sebesar 6 persen hingga 8 persen.
Hal tersebut disampaikannya dalam pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) 18-19 Maret 2020 lewat siaran langsung, Kamis (19/3/2020).
"Pertumbuhan kredit pada 2020 diperkirakan mencapai 6 hongga 8 persen, lebih rendah dibanding prediksi sebelumnya yaitu 9 hingga 11 persen," kata Perry.
Baca Juga
Advertisement
Adapun, Perry membeberkan alasan penurunan proyeksi ini. Menurutnya, ada 2 faktor yang menentukan tinggi rendahnya pertumbuhan kredit, yaitu penawaran kredit perbankan.
Dari sisi penawaran kredit, BI terus memastikan agar kendala pengucuran kredit di perbankan bisa diselesaikan. OJK pun sudah mengeluarkan ketentuan tata cara perhitungan kredit bermasalah dari yang sebelumnya 3 pilar menjadi 1 pilar.
"Permasalahannya ini dari permintaan. Dengan menurunnya ekonomi saat ini, tentu permintaan kredit akan menurun. Apalagi dalam jangka pendek ini terjadi gangguan distribusi pasokan baik untuk impor maupun ekspor dan tentu ini mempengaruhi permintaan kredit," jelas Perry.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Perkuat Koordinasi
Oleh karenanya, BI memperkuat koordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani agar stimulus fiskal dapat dilakukan dengan baik.
"Menteri Keuangan sudah mengeluarkan stimulus jilid I dan II, yang jumlahnya Rp 27 triliun, baik untuk penyaluran bantuan sosial, Kartu Indonesia Pintar, perumahan murah hingga membebaskan pemungutan pajak. Ini yang akan terus kami koordinasikan," kata Perry mengakhiri.
Advertisement