Liputan6.com, Jakarta COVID-19 merupakan virus yang sangat mudah menular. Virus ini berbentuk droplet dan penyebarannya melalui udara. Virus ini juga bisa menempel di benda mati, sehingga kita disarankan untuk lebih sering mencuci tangan dan melakukan social distancing atau menghindari kerumunan guna menghambat penyebaran virus tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Tenaga medis merupakan garda terdepan dalam melawan COVID-19. Bersinggungan langsung dengan pasien yang positif terinfeksi membuat tenaga medis memiliki resiko tinggi tertular. Maka dari itu, diterapkan berbagai standar operasi khusus guna melindungi tenaga medis dari infeksi virus ini.
Meskipun sering menyaksikan dan memberikan tes virus corona, hal ini tidak lantas membuat tenaga medis lebih mudah. Seperti halnya masyarakat awam, tenaga medis juga sulit untuk mendapatkan tes untuk corona. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Chris Gough melalui akun Twitternya pada Senin (16/3/2020).
"Sangat menggelikan ketika para politisi bahkan atlet mendapatkan kemudahan untuk tes sedangkan para tenaga medis tidak, kita harus memberikan kriteria yang jelas," tulis Chris. Ia pun juga mengunggah pengalamannya ketika terinfeksi virus corona sebagai pasien selama 6 hari agar masyarakat lebih awas terhadap kondisinya. Berikut kisah selengkapnya dilansir oleh Liputan6.com, Kamis (19/3/2020).
Hari pertama: Mulai demam dan merasa kehilangan nafsu makan
Saat hari pertama, Chris merasakan bahwa suhu tubuhnya tiba-tiba saja naik menjadi 38,5 celcius. Ia pun merasa kelelahan dan banyak berkeringat sepanjang hari. Tak hanya itu, pada siang hari ia mulai batuk kering dan kehilangan nafsu makan. Ia juga merasa bahwa paru-parunya terasa berat. Ternyata saudara laki-lakinya juga merasakan gejala yang sama.
Advertisement
Hari kedua: Batuk disertai dengan sakit kepala
Pada hari kedua, ia merasa sangat lemas. Akhirnya ia hanya terbaring di kasur sepanjang hari. Ia tetap mengeluarkan keringat namun tidak separah hari pertama. Chris pun mulai merasakan sakit kepala disertai dengan rasa nyeri di seluruh badan. Di hari kedua ini pun ia tetap kehilangan nafsu makan. Namun, pada malam harinya ia merasa sedikit lebih baik.
Hari ketiga: kondisi menurun, kepala semakin pening
Setelah sempat membaik di hari kedua, ternyata kondisi Chris kembali mengalami penurunan di hari ketiga. Ia merasakan bahwa sakit kepalanya semakin menjadi-jadi. Ia masih tetap batik-batuk dan beberapa kali masih melakukan aktivitas di rumah seperti biasa. Namun, ia merasa bahwa semua aktivitasnya terasa jadi lebih berat. Nafsu makan kembali, namun belum pulih seutuhnya.
Advertisement
Hari keempat: Kepala masih tetap pening dan merasa sedikit lebih baik
Pada hari keempat Chris merasa bahwa sakit kepalanya masih berkelanjutan, nafsu makannya pun belum kembali pulih. Ia pun merasa lebih sering batuk ketimbang sebelumnya. Ia juga merasa bahwa seluruh badannya terasa nyeri. Ketika saudara laki-lakinya menunjukkan fase pemulihan, ternyata kekasihnya malah tertular dan menunjukkan gejala yang sama.
Hari Kelima: Merasa letih namun sudah tidak sakit kepala lagi
Pada hari kelima, ia merasa banyak kemajuan yang ia alami. Namun ia harus menghadapi 2 hari lagi di isolasi. Tubuhnya masih terasa letih dan lemas meski nafsu makan sudah kembali normal. Ia tak lagi merasakan sakit kepala dan batuk.
Advertisement
Hari Keenam: Merasa lebih baik tapi tetap harus berada di isolasi
Pada hari keenam, ia merasa bahwa kondisinya semakin prima ketimbang hari-hari sebelumnya. Chris merasa masih sedikit pusing dan ia tak bisa banyak bergerak karena masih lemas. Ia harus menghabiskan waktu di isolasi hingga keadaannya benar-benar membaik. Kondisinya yang cepat pulih dikarenakan ia memiliki sistem ketahanan tubuh yang baik, ia tetap memaksakan memasukan makanan ke dalam mulutnya meski kehilangan nafsu makan.
Pada utas terakhirnya, Chris mengatakan bahwa jika diantara kalian ada yang merasakan gejala seperti yang ia alami, segera pergi ke rumah sakit terdekat untuk melakukan tes corona. "Lakukan isolasi mandiri, lindungi keluarga, dan kerabat terdekat anda," pungkas Chris pada akhir kalimatnya.