Pandemi Corona Bikin Dana Asing Keluar dari Indonesia

Modal asing turun disebabkan pasar keuangan global sedang tertekan oleh penyebaran Covid-19.

oleh Athika Rahma diperbarui 19 Mar 2020, 19:50 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, aliran keluar modal asing melonjak dalam beberapa minggu terakhir. Penyebab keluarnya dana asing tersebut karena pasar keuangan sedang tertekan akibat penyebaran virus Corona.

Tak tanggung-tanggung, semula dana asing yang parkir di Indonesia mencapai USD 5 miliar (periode Januari hingga akhir Februari 2020). Namun dengan adanya virus Corona ini dana asing yang ada di Indonesia tinggal USD 360 juta (periode Februari hingga 17 Maret 2020).

"Modal asing turun disebabkan pasar keuangan global sedang tertekan oleh penyebaran Covid-19. Aliran investasi ke portofolio pada Januari 2020 berbalik karena adanya ketidakpastian global," kata Perry saat menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (19/3/2020).

Nilai tersebut lebih rendah dari kuartal IV 2019 dimana aliran asing masuk tercatat mencapai USD 6,59 miliar.

 


Cadangan Devisa

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski demikian, posisi cadangan devisa pada akhir Februari 2020 masih baik, mencapai USD 130,4 miliar atau setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan ada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Dengan demikian, dapat pula disampaikan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) berada di kondisi yang baik, ditopang potensi menurunnya defisit transaksi berjalan.

"NPI baik, ditopang potensi menurunnya defisit transaksi berjalan yang pada Februari 2020 lalu tercatat surplus USD 2,34 miliar," kata Perry.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya