California Lockdown Akibat Corona COVID-19, Puluhan Juta Orang Terdampak

Gubernur Gavin Newsom memerintahkan masyarakat California agar tak keluar rumah selama lockdown akibat pandemi Virus Corona COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Mar 2020, 10:38 WIB
Jembatan Golden Gate menghubungkan San Fransisco dengan Marin County, California (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Liputan6.com, California - Pemerintah California secara resmi menerapkan lockdown akibat Virus Corona COVID-19 (COVID-19) Masyarakat diperintahkan tetap di rumah kecuali ada keperluan esensial, alhasil hampir 39,9 juta orang penduduk California terdampak. 

Aturan ini ditetapkan pada Kamis, 19 Maret 2020, waktu setempat. Namun, pegawai yang bekerja di tempat-tempat seperti supermarket, toko obat, pom bensin, layanan laundry, kepolisian, dan bank masih boleh bekerja. 

Tujuan lockdown ini adalah menurunkan kurva penularan Virus Corona COVID-19. California adalah salah satu daerah yang terdampak paling parah di Amerika Serikat dengan lebih dari seribu pasien.

"CA (California) mengeluarkan perintah wajib satu negara bagian agar tetap di rumah. Mereka yang bekerja di sektor-sektor kritis harus tetap bekerja. Tempat belanja, toko obat, bank, dan sektor lainnya akan tetap buka," ujar Gubernur Newsom via Twitter. 

Berdasarkan perintah resmi di situs pemerintah, masyarakat boleh keluar rumah jika melakukan kegiatan penting, seperti membeli makanan dan obat. Bila keluar rumah, mereka harus melakukan social distancing.

"Masyarakat California harus memiliki akses ke hal-hal pokok seperti makanan, obat, dan layanan kesehatan. Ketika masyarakat meninggalkan rumah atau tempat tinggal mereka untuk mendapatkan atau melaksanakan kegiatan di atas, atau memfasilitasi aktivitas-aktivitas penting tersebut, mereka harus menerapkan social distancing sepanjang waktu," jelas pemerintah California pada situs resminya. 

Tempat-tempat yang wajib tutup di California adalah restoran, bioskop, tempat hiburan, gym, dan acara-acara publik dibatalkan.  

Pemerintah California tidak menjelaskan kapan lockdown ini akan berhenti. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Jarak Social Distancing

Sejumlah masyarakat melakukan jaga jarak aman di area publik di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (18/3-2020). Jaga jarak atau prosedur social distancing measure harus diterapkan kepada masyarakat yang masih melakukan aktivitas di luar untuk memghindari penyebaran Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pakar kesehatan Gedung Putih terus mendorong adanya social distancing (jaga jarak sosial) supaya menekan penyebaran Virus Corona COVID-19 (COVID-19). Jarak ideal antar satu sama lain disebut sekitar 2 meter atau tepatnya 1,82 meter. 

Rekomendasi itu diberikan oleh Dr. Deborah Birx yang kini dipercaya sebagai Koordinator Respons Virus Corona COVID-19 Gedung Putih. Jarak tersebut meter dianggap ideal untuk menghindari droplet (percikan air liur).

"(Social distancing) adalah ketika kita meminta orang-orang untuk setidaknya saling memberi jarak enam kaki (1,82 meter). Dan kamu mungkin bertanya kenapa enam kaki? Karena banyak bukti sains terkait penyakit pernapasan bahwa jarak itu adalah jarak terjauh saat droplet keluar saat bersin atau batuk," ucap Dr. Birx dalam video Gedung Putih, seperti dikutip Selasa kemarin.

Virus Corona COVID-19 dapat menular lewat kontak fisik dekat. Pihak Gedung Putih juga meminta agar tak ada acara kumpul-kumpul lebih dari 10 orang. 

Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Dr. Anthony Fauci juga meminta agar masyarakat jangan nekat ke tempat-tempat ramai dulu. Terkait pekerjaan bisa dilakukan dari jarak jauh, sementara untuk hiburan diharapkan ditunda dahulu. 

"Jangan ke bar, jangan ke restoran, jangan ke bioskop dengan banyak orang. Pokoknya pemisahan fisik agar Anda punya ruang antara diri Anda dan orang lain yang bisa saja terinfeksi atau menginfeksimu," tegas Dr. Fauci.

Ada kasus-kasus penularan Virus Corona COVID-19 terjadi akibat keramaian. Ambil contoh di Malaysia, akibat acara tabligh akbar di Kuala Lumpur kini kasus Virus Corona COVID-19 di negeri jiran sedang melonjak bahkan menyebar ke negara lain.

Acara tabligh akbar itu berlangsung ketika COVID-19 sudah mewabah di Asia. Ada tiga WNI yang hadir di acara tabligh akbar itu yang positif Virus Corona COVID-19, sementara ratusan WNI lain yang hadir belum diketahui statusnya.

Pemerintah Indonesia juga telah meminta masyarakat agar karantina diri di rumah dan beberapa kantor menerapkan Work From Home (WFH).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya