Ada Perlambatan Ekonomi, Anies Diminta Segera Gelar Operasi Pasar

Politikus PAN ini juga menyebut, imbas Covid-19, ekonomi nasional juga akan mengalami pelambatan yang luar biasa.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mar 2020, 18:06 WIB
Petugas melewati layar pemantau yang menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Dari 3.580 orang yang menghubungi Posko COVID-19 DKI Jakarta, ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan dan 56 Pasien Dalam Pengawasan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani meminta GubernurAnies Baswedan segera melakukan operasi pasar di tengah kondisi perlambatan ekonomi akibat pandemik Covid-19.

Menurutnya, perlambatan ekonomi nasional akan terasa hingga lapisan bawah dalam beberapa waktu ke depan.

"Kami ingin Pak Gubernur siap-siap buat operasi pasar. Pasti harga naik, warga makin panik. Jangan udah kejadian baru kita semua ketar-ketir. Persiapkan dari sekarang. Kalau ada yang timbun-timbun, tangkap saja. Kami dukung. Ini nyawa banyak orang, stabilitas nasional, jangan main-main," ujar Zita, Jumat (20/3/2020). 

Politikus PAN ini menuturkan, operasi pasar penting dilakukan di saat melihat harga sejumlah kebutuhan pokok yang mulai meroket. Belum lagi sikap masyarakat saat ini yang cenderung panic buying.

"Status darurat kita sampai akhir Mei, itu abis Lebaran kayaknya. Ini kalau Covid-19 belum terkendali dalam satu dua bulan ke depan, harga pasti bakal bikin warga Jakarta teriak. Over demand, tapi supply bakal susah. Orang takut virus semua. Di mal udah banyak panic buying, sekarang pasti bakal lanjut ke pasar-pasar," ucapnya. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Ekonomi Nasional Alami Pelambatan

Zita menambahkan, ekonomi nasional juga akan mengalami pelambatan yang luar biasa akibat pendemik Covid-19. Karenanya kesiapan dari kepala daerah sangat diuji dalam beberapa bulan ke depan.

"Dolar udah tembus Rp 16 ribu rupiah, dampaknya pasti akan terasa beberapa bulan ke depan. Tunggu saja aliran barang baru masuk Indonesia, apalagi kita masih banyak impor kebutuhan pokok. Ini agak berbahaya sih," tambahnya.

 

Reporter: Yunita Amalia 

Sumber: Merdeka 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya