Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Nol Persen Jika Pandemi Corona Lebih dari 3 Bulan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 2,5 persen bahkan sampai 0 persen jika pandemi covid-19 masih akan berlangsung lebih dari 3 bulan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Mar 2020, 15:45 WIB
Petugas medis menyiapkan ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia, Aceh Utara, Aceh, Selasa (3/3/2020). RSUD Cut Mutia di Aceh Utara RSU Dr Zainoel Abidin di Banda Aceh merupakan rumah sakit rujukan bagi perawatan pasien terinfeksi virus Corona (Covid 19). (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani membeberkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 2,5 persen bahkan sampai 0 persen jika pandemi covid-19 masih akan berlangsung lebih dari 3 bulan.

Hal tersebut diungkapkannya dalam video-konverensi usai ratas bersama Presiden dengan tema Kebijakan Fiskal & Moneter utk Penanganan Dampak Covid-19 pada Jumat (20/3/2020).

"Namun apabila masalahnya menjadi jauh lebih berat, seperti tadi durasi dari covid-19nya bisa lebih dari 3 hingga 6 bulan, dan kemungkinan terjadinya lockdown, serta tadi perdagangan internasional bisa drop di bawah 30 persen sampai dengan tadi beberapa penerbangan yang mengalami drop hingga sampai 75 persen sehingga 100 persen, maka skenarionya bisa menjadi lebih dalam. Pertumbuhan ekonominya bisa mecapai di antara 2,5 persen bahkan sampai ke 0 persen," kata dia.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan Kementerian Keuangan telah membuat beberapa skenario terkait penanganan dampak covid-19 baik jangka pendek maupun panjangnya. Mulai dari pedagangan internasional, penerbangan dan hotel, kinsumsi rumah tangga, hingga kesehatan.

"Katakanlah kalau skenarionya, durasi covid-19nya (berlangsung) berapa lama, berapa bulan. Dan kalau kemungkinan terjadinya, pergerakan (orang-orang)yang dipersempit atau bahkan sampai terjadi lockdown, juga kami membuat skenario, seperti kalau perdagangan internasional seperti volume perdagangan dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok), dengan negara-negara lain, penerbangan dan hotel, serta konsumsi rumah tangga terutama untuk konsumsi barang-barang kebutuhan pokok maupun kebutuhan kesehatan," jelas dia.

"Juga kemungkinan terjadinya disterupsi di jumlah tenaga kerja. Seperti terjadinya PHK atau terjadinya peliburan, atau terjadinya pengurangan tenaga kerja," tutur dia.

Oleh karena itu, Sri Mulyani menambahkan saat ini pihaknya tengah melakukan persiapan berdasarkan kontigensi dari kemungkinan tersebut.

"Bapak Presiden meminta kita membuat skenario itu untuk disiapkan," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BI Revisi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi Cuma 2,5 Persen

Ilustrasi Bank Indonesia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Bank Indonesia (BI) merevisi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,5 persen dari 3 persen di 2020. Lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 2,9 persen.

"Kami revisi pertumbuhan ekonomi global pada 2020 menjadi 2,5 persen dari sebelumnya 3 persen," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam siaran pers yang ditayangkan secara virtual di akun Youtube Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (19/3/2020).

Kondisi ini merupakan dampak dari penyebaran cepat virus Corona Covid-19 ke banyak negara di luar China. Akibatnya memberikan tekanan kepada perekonomian dunia.

Sehingga terjadi ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan tingkat keuangan global. Menekan banyak mata uang dunia termasuk rupiah.

"Serta memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang dianggap aman," sambung Perry.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya