ADB Hibahkan USD 3 Juta Bantu Indonesia Lawan Virus Corona

Hibah ADB ini akan membantu mendanai pembelian dengan segera berbagai peralatan medis penting, termasuk ventilator dan alat pelindung diri.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Mar 2020, 10:00 WIB
Petugas ruangan isolasi penyakit infeksi menular khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, tengah memeriksa kelengkapan alat medis untuk merawat pasien terduga novan corona virus 2019 Wuhan Cina, Jumat, 24 Januari 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) menyetujui hibah senilai USD 3 juta guna mendukung pemerintah Indonesia melawan pandemi virus corona (COVID-19).

Hibah ini akan membantu mendanai pembelian dengan segera berbagai peralatan medis penting, termasuk ventilator dan alat pelindung diri seperti sarung tangan, apron, dan masker bagi tenaga medis, guna mendukung upaya pemerintah menahan laju penyebaran virus di Indonesia. Hibah ini akan dibiayai dari Asia-Pacific Disaster Response Fund.

“ADB berkomitmen mendukung Indonesia dalam upaya pengendalian COVID-19. Bantuan ini akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk melakukan tes terhadap virus, menangani kasus, dan mengurangi risiko penularan di antara tenaga medis,” kata Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (21/3/2020).

“Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai mitra untuk memberi solusi fleksibel yang membantu Indonesia meminimalkan dampak kesehatan dan ekonomi dari pandemi ini," lanjut dia.

Seiring terus menyebarnya virus corona di Indonesia, pemerintah telah menetapkan wabah COVID-19 sebagai darurat bencana dan mengambil langkah-langkah sesuai rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebelumnya pada 18 Maret 2020, ADB mengumumkan paket awal senilai USD 6,5 miliar untuk mengatasi kebutuhan segera negara-negara berkembang anggotanya dalam merespons pandemi virus corona.

ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota, dimana 49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


ADB Gelontorkan USD 6,5 Miliar untuk Bantu Basmi Virus Corona

Han Yi (belakang), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Asian Development Bank (ADB) mengumumkan paket bantuan senilai USD 6,5 miliar (Rp 97,5 triliun) untuk negara-negara anggotanya yang terdampak penyebaran pandemi Virus Corona atau Covid-19.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa menyatakan, pandemi ini telah menjadi krisis global sehingga diperlukan langkah yang kuat di tingkat nasional, kawasan dan dunia.

"Bersama dengan negara-negara berkembang anggota kami, ADB menyiapkan seperangkat tindakan agresif untuk menangkal pandemi ini, untuk melindungi kaum miskin, rentan, dan populasi secara luas di kawasan ini; dan untuk memastikan ekonomi akan membaik secepat mungkin," kata Masatsugu dikutip dari keterangan resmi, Jumat (20/3/2020).    

Paket awal tersebut mencakup sekitar USD 3,6 miliar untuk operasional sektor publik terutama dalam kesehatan dan ekonomi, serta USD 1,6 miliar untuk operasional sektor swasta bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), perdagangan domestik dan kawasan, serta perusahaan yang terdampak secara langsung.

Selain itu, ADB juga akan menggelontorkan dana sekitar USD 1 miliar (Rp 15 triliun) dari sumber daya konsesional melalui realokasi dari beberapa proyek yang sedang berlangsung dan mengkaji kemungkinan kebutuhan yang darurat. Serta, ADB akan menyediakan USD 40 juta (Rp 600 miliar) untuk bantuan teknis dan hibah yang dapat disalurkan dengan cepat.

Adapun sebelumnya, ADB juga telah tanggap dalam memberi paket bantuan terhadap negara terdampak Corona dan masih belum memiliki akses kesehatan yang memadai, terhitung dari 7 Februari 2020 yang lalu di China, Filipina, Sri Lanka, Tajikistan, Mongolia dan negara lainnya.

Lebih lanjut, ADB juga akan memberikan hasil studi terbarunya mengenai pandemi Corona dalam Asian Development Outlook yang akan diterbitkan 1 April mendatang.  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya