Jubir: Chloroquine Berpengalaman Dipakai Negara Lain sebagai Obat Covid-19

Yurianto menjelaskan, obat ini bukanlah obat yang dikonsumsi sembarangan. Penggunaan obat ini untuk Covid-19 harus disesuaikan dengan anjuran dan resep dokter karena tergolong obat keras.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 21 Mar 2020, 16:18 WIB
Juru Bicara Penanganan Percepatan COVID-19 Achmad Yurianto saat konferensi pers melalui Live Streaming terkait perkembangan virus Corona di Gedung Graha BNPB, Jakarta pada Rabu (18/3/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto meyatakan, pemerintah sudah memasok obat Chloroquine dalam jumlah banyak. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk mengobati pasien positif terjangkit virus corona di Indonesia.

"Pemerintah sudah datangkan obat yang secara evidence base, secara pengalaman sudah dipakai di negara lain (yang terjangkit virus corona) dan memberi respons positif, yakni yang kita kenal bersama dengan nama Chloroquine," kata Yuri saat jumpa pers di Gedung BNPB Jakarta, Sabtu (21/3/2020).

Yurianto menjelaskan, obat ini bukanlah obat yang dikonsumsi sembarangan. Penggunaan obat ini harus disesuaikan dengan anjuran dan resep dokter karena tergolong obat keras.

Selain itu, Yuri menegaskan bahwa konsumsi obat Chloroquine adalah untuk penyembuhan Covid-19 dan bukan pencegahan. Sehingga, Yuri meminta kepada masyarakat tidak perlu berbondong-bondong menyimpannya.

"Tidak perlu ini obat disimpan, kami mohon jangan sampai ada persepsi yang salah, jangan sampai masyarakat berbondong dan menyimpannya di rumah ini penting kita pahami," tegas Yurianto.

Chloroquine merupakan obat anti-malaria yang telah digunakan selama sekitar 70 tahun. Obat ini merupakan kandidat potensial untuk obat SARS-CoV-2, atau yang lebih kita kenal dengan virus corona, virus penyebab COVID-19.

Obat ini tampaknya dapat memblokir virus dengan mengikat diri ke sel manusia dan masuk untuk mereplikasi. Obat ini juga merangsang kekebalan tubuh.

Pada 4 Februari, sebuah studi di Guangdong, China, melaporkan bahwa chloroquine efektif dalam memerangi Covid-19.

Para dokter di Marseille, bagian selatan Prancis mengklaim pasien berhasil diobati dengan obat malaria chloroquine. Pada sebuah studi, 20 dari 36 pasien diberikan obat tersebut. Setelah 6 hari, 70% pasien tersebut dinyatakan sembuh, virus tidak lagi ada di sampel darah, dibandingkan 12,5% pasien grup kontrol.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pemerintah Siapkan Avigan dan Chloroquine

Presiden Joko Widodo melakukan video teleconference dengan Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020). Presiden Jokowi menginstruksikan percepatan agenda kerja semua kementerian. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan belum ada vaksin penyakit akibat virus corona atau Covid-19 yang ditemukan. Sebagai solusinya, Jokowi memesan jutaan obat yang disebut bisa menyembuhkan pasien terinfeksi virus corona.

"Yang pertama mengenai antivirus, sampai sekarang belum ditemukan dan ini yang saya sampaikan itu tadi obat. Obat ini sudah dicoba oleh 1, 2, 3 negara dan memberikan kesembuhan yaitu Avigan," kata Jokowi di Istana Bogor Jawa Barat, Jumat (20/3/2020).

Dia menyebut pemerintah telah mendatangkan 5.000 avigan. Saat ini, pemerintah tengah memesannya dalam jumlah yang banyak untuk mengobati pasien positif Covid-19.

"Kita telah mendatangkan 5.000 dan dalam proses pemesanan 2 juta," ucap Jokowi.

Selain Avigan, pemerintah menyiapkan obat Chloroquine yang jumlahnya lebih banyak daripada Avigan, untuk diberikan kepada pasien positif Covid-19.

Jokowi menekankan, pemerintah terus berupaya mengatasi wabah Covid-19 di Indonesia.

"Kedua, klorifan, ini kita telah siap 3 juta. Kecepatan ini yang kita ingin sampaikan kita tidak diam tapi mencari hal-hal, info-info apa yang bisa kita lakukan untuk menyelesaikan Covid-19," jelas Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya