Jangan Disimpan, Chloroquin Bukan Obat untuk Cegah Corona COVID-19

Chloroquin adalah jenis obat keras yang berguna untuk menyembuhkan kasus positif Corona di Indonesia.

oleh Fitri SyarifahAditya Eka Prawira diperbarui 21 Mar 2020, 16:50 WIB
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, Jakarta - Juru bicara penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto, mengingatkan bahwa chloroquin adalah obat yang digunakan untuk penyembuhan, bukan mencegah Virus Corona. 

Oleh sebab itu, masyarakat tidak perlu membeli dan kemudian disimpan di rumah. Chloroquin, jelas Yuri, adalah obat keras yang hanya bisa dibeli dengan menggunakan resep dokter.

"Kami mohon tidak ada persepsi yang salah, yang menganggap adalah chloroquin adalah obat untuk mencegah infeksi COVID-19," kata Yuri.

Informasi ini perlu disebarkan agar masyarakat tidak perlu berbondong-bondong untuk membeli dan menyimpannya di rumah, karena chloroquin adalah obat yang diberikan jika ada resep dokter dan tentunya pengawasan tenaga kesehatan.

"Ini penting untuk kita pahami bersama," katanya.

 

 

Simak Video Menarik Berikut Ini


Pemerintah Pasok Chloroquin untuk Tangani Virus Corona di Indonesia

Ilustrasi Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV). (CDC via AP, File)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan rapid test secara masal untuk mendeteksi awal virus corona COVID-19. Selain itu, Pemerintah juga menyiapkan obat dari hasil riset dan pengalaman beberapa negara agar bisa digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus SARS-Cov-2 tersebut.

"Obat pertama yang akan didatangkan adalah obat flu Avigan. Kita telah mendatangkan lima ribu, akan kita coba dan dalam proses pemesanan dua juta. Sementara itu, obat kedua adalah chloroquin yang telah disiapkan sebanyak tiga juta," katanya, saat temu media di Istana negara, Jumat (20/3/2020).

Chloroquine merupakan obat anti-malaria yang telah digunakan selama sekitar 70 tahun. Obat ini merupakan kandidat potensial untuk obat SARS-CoV-2, atau yang lebih kita kenal dengan virus corona, virus penyebab COVID-19.

Obat ini tampaknya dapat memblokir virus dengan mengikat diri ke sel manusia dan masuk untuk mereplikasi. Obat ini juga merangsang kekebalan tubuh.

Pada 4 Februari, sebuah studi di Guangdong, China, melaporkan bahwa chloroquine efektif dalam memerangi virus corona.

Para dokter di Marseille, bagian selatan Prancis mengklaim pasien berhasil diobati dengan obat malaria chloroquine. Pada sebuah studi, 20 dari 36 pasien diberikan obat tersebut. Setelah 6 hari, 70% pasien tersebut dinyatakan sembuh, virus tidak lagi ada di sampel darah, dibandingkan 12,5% pasien grup kontrol.

Dokter di Australia dan China juga telah melihat hasil yang menjanjikan dari chloroquine dan berharap bisa memulai uji coba dalam beberapa minggu ke depan.


Bagaimana cara kerja Chloroquine dalam melawan virus corona?

Aktivitas tim medis saat menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). Sebanyak 10 dari 31 pasien yang dipantau dan diawasi RSUP Persahabatan merupakan pasien rujukan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Robin May, profesor penyakit menular di University of Birmingham, mengatakan bahwa prosesnya belum dipahami dengan baik. Namun, ia berspekulasi bahwa proses yang disebut "endositosis", yaitu virus masuk ke inang, mungkin ada hubungannya dengan itu.

“Ini berarti bahwa virus pada awalnya dimasukkan ke dalam 'kompartemen' intraseluler yang biasanya bersifat asam. Chloroquine akan mengubah keasaman kompartemen ini, yang dapat mengganggu kemampuan virus untuk melarikan diri ke sel inang dan mulai mereplikasi,” katanya.

"Kemungkinan lain adalah bahwa chloroquine dapat mengubah kemampuan virus untuk mengikat bagian luar sel inang, yang merupakan langkah penting pertama untuk masuk."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya