Liputan6.com, Jakarta - Achmad Yurianto, juru bicara penanganan Virus Corona di Indonesia, mengatakan bahwa hasil negatif dari rappid test atau tes massal tidak memberi jaminan bahwa yang diperiksa tidak sedang sakit.
Menurut Yuri, bisa saja pada pemeriksaan yang didapatkan hasil negatif ini, pasien tersebut bisa saja sudah terinfeksi Virus Corona tapi respons imunitasnya belum muncul.
Advertisement
"Ini sering terjadi pada infeksi yang masih di bawah tujuh hari atau enam hari, hasilnya akan negatif. Oleh karena itu akan diulang lagi untuk 7 hari kemudian dengan pemeriksaan yang sama," kata Yuri dalam keterangan persnya di Kantor BNPB Jakarta pada Sabtu, 21 Maret 2020.
Sehingga, Yuri mengimbau kepada siapa pun yang nantinya akan menjalani tes massal dan diketahui hasilnya negatif, tidak merasa dirinya sehat. Tetap harus melaksanakan pembatasan, mengatur jarak dalam konteks berkomunikasi secara sosial, dan melaksanakan swa karantina.
"Oleh karena itu, pahami betul bahwa hasil negatif tidak memberikan garansi tidak sedang terinfeksi COVID-19," kata Yuri.
Dengan demikian kebijakan mengatur menjaga jarak dan menghindari kerumunan menjadi pilihan yang utama.
Simak Video Menarik Berikut Ini
Hasil Rappid Test Positif Corona Juga Belum Tentu Diisolasi
Hasil yang positif pun juga akan ditindaklanjutin. Yuri mengatakan bahwa belum tentu hasil yang positif ini membutuhkan perawatan di rumah sakit.
"Prinsipnya adalah isolasi . Isolasi yang kita kenal adalah isolasi perorangan, karantina perorangan. Bisa juga karantina rumah sakit. Mana kala ada penyakit yang mengikuti atau keluhan-keluhan yang mengikuti yang membutuhkan pelayanan perawatan rumah sakit," ujarnya.
Oleh sebab itu, sekalipun hasilnya negatif, tidak boleh menganggap dirinya betul-betul sehat dan terbebas dari Corona. Bisa saja saat ini negatif, dengan ketidakhati-hatian bisa saja tertular orang lain yang positif COVID-19
Advertisement