Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mengimbau agar semua masyarakat menjaga jarak sosial alias social distancing demi menekan penyebaran virus Corona COVID-19. Namun, jangan sampai imbauan ini membuat orang jadi kurang bergerak alias mager (malas gerak).
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) menuliskan penelitian menunjukkan gaya yang kurang bergerak bisa menurunkan imunitas tubuh. Alhasil, risiko terinfeksi virus jadi meningkat.
Advertisement
Untuk meningkatkan imuntas, lakukan latihan fisik dengan intensitas. Akan tetapi jika melakukan latihan intensitas tinggi dengan volume tinggi justru menurunkan imunitas tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi.
Apa bedanya intensitas sedang dan tinggi? Untuk intensitas sedang seseorang masih bisa berbicara meski terengah-engah saat latihan fisik. Sedangkan intensitas tinggi, seseorang tidak bisa berbicara saat latihan fisik.
Untuk itu, PDSKO merekomendasikan agar tetap hidup aktif selama pandemi COVID-19. Dalam pesan singkat Spesialis kedokteran olahraga dari RS Mitra Kemayoran dan Klinik Slim n Health Jakarta, dr. Michael Triangto, SpKO, menyebutkan latihan apa saja yang direkomendasikan agar tetap aktif:
1. Latihan aerobik
Menurut Michael, latihan ini bisa dilakukan di dalam ataupun luar ruangan. Namun, tetap mengutamakan social distancing dan free touch activity. Apa saja yang termasuk latihan aerobik?
- jalan cepat sekeliling rumah atau naik turun tangga di dalam rumah selama 10-15 menit sebanyak 2-3 kali per hari.
- dancing, senam aerobik via youtube, lompat tali
Latihan kekuatan otot
2. Latihan kekuatan otot
Latihan kekuatan otot ini bisa dilakukan dengan mengunduh aplikasi di smartphone. Anda bisa melakukan gerakan seperti squat (jongkok-berdiri), lunges, dan push-up.
3. Stretching break
Selama menjalani work from home atau social distancing hindari duduk sepanjang hari, lakukan peregangan setiap 2 jam sekali. Lakukan peregangan statis dengan menahan selama 10-15 detik.
Latihan Ketika Terinfeksi
Lantas bagaimana jika tidak terinfeksi selama karantina, apa harus membatasi aktivitas fisik? "Tak ada rekomendasi untuk membatasi aktivitas fisik apabila tidak ditemukan adanya gejala," tulis kata Michael.
Berbeda jika terinfeksi dalam masa karantina, Michael menjelaskan apabila terinfeksi tanpa gejala bisa melakukan latihan fisik intensitas sedang. Tapi selalu perhatikan gejala sebagai panduan.
"Jika mengalami demam, batuk, sesak napas, segera stop latihan dan pergi ke fasilitas kesehatan yang ditunjuk," imbuhnya.
Advertisement