Pesawat Penjemput Alkes Covid-19 dari China ke Jakarta Senin Besok

Usai dari Natuna, Senin 23 Maret 2020 baru akan mendarat di Halim Perdanakusuma, Jakarta.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Mar 2020, 10:51 WIB
Petugas mengenakan pakaian pelindung turun dari pesawat hercules saat tiba bandara internasional Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020). Ada tiga pesawat disiapkan Hercules C130 dan dua pesawat Boeing 737-400 yang juga milik TNI AU untuk WNI dari Wuhan menuju ke Natuna. (AFP/Ricky Prakoso)

Liputan6.com, Jakarta - TNI menerbangkan Hercules sebagai pesawat angkut berat C130 ke Shanghai, China, untuk menjemput alat kesehatan terkait penanganan Covid-19 yang dibeli pemerintah.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma TNI Fajar Adriyanto mengatakan, hari ini memang akan sampai di Indonesia. Tapi ke Natuna terlebih dahulu.

Usai dari Natuna, Senin 23 Maret 2020 baru akan mendarat di Halim Perdanakusuma, Jakarta.

"Besok pagi di Halim, InsyaAllah," kata Fajar kepada Liputan6.com, Minggu (22/3/2020).

Dia pun menuturkan, barang-barang Alkes untuk Covid-19 sudah dikemas sejak dini hari di Shanghai.

"Alhamdulillah, barang sudah terangkut semua menuju Indonesia. Meski sempat dihadang hujan deras, kami tetap mendarat di Shanghai, karena kami ingin misi segera tuntas. InsyaAllah, senin pagi sampai di Jakarta. Mohon doanya selalu," tukasnya.

Dia menuturkan, saat keberangkatan ke China, anak dan isteri para kru mengantar keberangkatan suami atau bapaknya.

"Mereka tahu tugas ini penuh resiko, dan saat kembali nanti belum tentu bisa langsung bertemu, karena para crew harus diperiksa dan diisolasi dulu. Semua demi Indonesia. Mohon doanya," pungkasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Transit

Sebelumnya, disebutkan pesawat tersebut sekarang telah kembali menuju Indonesia. Namun, tak langsung ke Jakarta melainkan ke Natuna dulu.

"Ya nanti sampai jam 10-an di Natuna," kataKasubdit Penum Dispen TNI AU Kolonel M Yuris kepada Liputan6.com, Minggu (22/3/2020).

Dia pun menuturkan, pesawat ke Natuna dulu untuk transit. Apalagi para pasukan tersebut sudah bertugas 24 jam tanpa henti.

"Ya harus transit dulu, karena harus isi bahan bakar, kemudian krunya sudah 24 jam terbang. Istirahat dulu. Kalau dipaksakan bisa mempengaruhi keselamatan," ungkap Yuris.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya