Bisnis Pengiriman Barang Turun Terimbas Corona Covid-19

Cepatnya penyebaran virus Covid-19 menjadi alasan utama terjadinya penurunan pengiriman barang di perusahaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi pengiriman barang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta Perusahaan jasa pengiriman logistik ikut terdampak wabah Virus Corona atau Covid-19. PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) salah satunya, mengaku terjadi penurunan proses pengiriman barang hingga mencapai 10 persen.
 
"Mungkin kisaran 10 persen dari hari biasa, sebelumnya bisa mencapai 1 juta lebih pengiriman barang" kata Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi saat dikonfirmasi Merdeka.com, pada Minggu (22/3/2020).
 
 
Dia menyebut cepatnya penyebaran virus Covid-19 menjadi alasan utama terjadinya penurunan pengiriman barang di perusahaan.
 
Selain itu adanya perusahaan asal luar negeri, yang berhenti melakukan kegiatan produksi, turut menyumbang menurunnya kegiatan usaha JNE. "Tidak hanya barang asal China, tapi negara lain juga sama," Imbuh Presiden JNE.
 
Hal ini kemudian diperparah oleh penutupan operasional pelabuhan di berbagai negara. Sehingga mengganggu kelancaran arus barang ekspor-impor yang masuk melalui jalur laut. 
 
Untuk mengantisipasi kerugian lebih lanjut, pihaknya mengklaim terus melakukan pantauan terkait situasi pandemi Virus Corona di berbagai negara, guna merumuskan kebijkan yang tepat bagi perusahaan. 
 
Selain itu, Feri juga memastikan kebersihan produk maupun kemasan barang JNE, dengan melakukan penyemprotan desinfektan untuk terhindar dari kontaminasi virus Covid-19. "Sesuai prosedur kita lakukan, untuk menjamin keamanan konsumen kita," pungkas dia.
 
Reporter: Sulaeman
 
Sumber: Merdeka.com

Pandemi Corona, Sri Mulyani Ramal Ekonomi Indonesia Cuma Tumbuh 4,8 Persen

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia dan Indonesia akan terkoreksi akibat penyebaran virus Corona. Bahkan pertumbuhan tahun ini akan lebih kecil dibandingkan dengan krisis pada 2008-2009.

Sri Mulyani Indrawati mengatakan, jika penyebaran wabah tersebut semakin lama dan intensif di kawasan Asia Pacifik, Eropa dan Amerika Utara, maka pertumbuhan ekonomi global di 2020 dapat melambat tajam hanya menyentuh 1,5 persen.

 
 
 

Kondisi ini berbanding terbalik dari perkiraan OEDC yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,4 persen. Dengan perhitungan penyebaran virus ini terjadi hanya berlangsung di kuartal pertama 2020. Sedangkan jika dibandingkan krisis keuangan global pada 2008-2009 pertumbuhan ekonomi global hanya di posisi 2,8 persen.

"Ini terlemah dibandingkan semenjak terjadinya krisis keuangan global 2008-2009," kata Sri Mulyani dalam video conference di Jakarta, Rabu (18/3/2020).

Sri Mulyani menambahkan, koreksi pertumbuhan tersebut bisa terus bergerak tergantung dari seberapa lamanya wabah ini berakhir. Namun terpenting kata dia adalah bagaimana wabah ini bisa dikendalikan oleh beberapa negara termasuk Indonesia.

Berkaca dari pertumbuhan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri, menurutnya hanya akan mencapai 4,8 persen. Perkiraan ini pun sesuai dengan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). Hal itu dikarenakan begitu cepatnya wabah Covid-19 memengaruhi aktivitas ekonomi di Indonesia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya