Langkah Praktis Cegah Krisis Keuangan Sebelum Akhir Bulan

Ada langkah praktis untuk menghindarimu dari kantong kering alias bokek.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi keuangan.

Liputan6.com, Jakarta Belum tengah bulan, kantong sudah tiris. Gaji bulanan seperti numpang lewat saja. Baru beberapa hari, langsung ludes, entah ke mana perginya. Begitulah akibatnya kalau salah dalam mengatur keuangan. Tidak disiplin dalam membelanjakan uang.

Mana kebutuhan, mana keinginan, tidak bisa membedakannya. Kebutuhan prioritas diabaikan, sementara yang kurang penting malah didahulukan.

Walhasil gaji sebulan lenyap tak bersisa. Tabungan tidak punya, apalagi dana darurat. Ujung-ujungnya berutang.

Pinjam ke teman atau gesek kartu kredit sampai mentok limit, sehingga hal tersebut akan menjadi beban keuanganmu di bulan berikutnya.

Tenang, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki keadaan. Kamu bisa menyetop kebiasaan tersebut mulai dari sekarang.

Ada langkah praktis untuk menghindarimu dari kantong kering alias bokek. Apa itu? Berikut ulasannya seperti dikutip dari Cermati.com.

Buat Anggaran Pengeluaran Sedetail Mungkin

Cara praktis agar uang bulanan tidak habis begitu saja adalah dengan membuat rencana anggaran pengeluaran sedetail mungkin. Anda dapat menyusunnya dalam buku catatan. Membagi anggaran dalam beberapa pos belanja atau pengeluaran.  

Tentu saja dalam membuat pos-pos anggaran ini, harus menyesuaikannya dengan penghasilan sebulan. Jangan sampai baru di tahap perencanaan saja, sudah besar pasak daripada tiang.  

Bagaimana tips untuk memulainya:  

1. Memprioritaskan anggaran belanja kebutuhan pokok  

Jika kamu membuat rencana pengeluaran untuk satu bulan, tentu saja hal yang utama adalah catat pos anggaran kebutuhan pokok atau pengeluaran rutin, yaitu sandang, pangan, dan papan.  

Contohnya untuk membayar sewa rumah jika masih kos atau ngontrak, membayar tagihan listrik dan air, biaya sekolah anak, biaya makan, ongkos transportasi, serta membayar cicilan utang, seperti KPR, kartu kredit, kredit kendaraan bermotor, atau pinjaman lainnya.  

Idealnya porsi untuk pos kebutuhan pokok ini sekitar 50 persen dari gaji. Jadi misal, gajimu sebulan Rp 5 juta, berarti Rp 2,5 juta dipakai untuk membiayai pengeluaran tersebut. Cukup tidak cukup, ya harus cukup.  

Kamu dapat menyiasati beban biaya di salah satu anggaran. Misalnya di biaya makan, usahakan bawa bekal dari rumah agar tidak jajan di luar ketika makan siang.  

Jika masak, ternyata harga salah satu merek sembako mahal atau mengalami kenaikan misalnya, kamu bisa mencari alternatif lain pilih merek yang murah. Walaupun uang penghematannya tidak seberapa, tapi lumayan bila dikalikan sebulan.  

 


2. Jangan lupa menabung atau investasi

Tips mengatur keuangan.

Zaman now, menabung maupun investasi menjadi hal yang wajib. Pengeluaran ini idealnya mendapat porsi 30 persen dari gaji. Setiap kali menerima transferan gaji dari kantor, langsung sisihkan uang untuk menabung atau investasi.

Jika ingin menabung jalan, investasi juga jalan, kamu dapat membagi dana 15 persen untuk investasi dan 15 persen untuk menabung.  

Kamu bisa memilih produk investasi yang modalnya kecil, seperti tabungan emas, reksadana, atau pendanaan di fintech p2p lending.

Pilih yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmu. Yang penting memulai investasi untuk masa depan keuangan yang lebih baik.  

Menabung pun demikian. Buat rekening tabungan khusus kalau perlu. Terpisah dari rekening yang biasa untuk pembayaran gaji maupun belanja bulanan. Ini bertujuan supaya tabunganmu tidak di utak-atik, terpakai untuk sesuatu yang tidak penting.   

3. Dana darurat juga penting

Pos pengeluaran berikutnya yang harus kamu tuliskan adalah dana darurat. Dana darurat ini sifatnya penting untuk berjaga-jaga. Contohnya bila kamu tiba-tiba sakit, harus melunasi utang segera, atau kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), maka dana darurat ini dapat membantumu mengamankan kehidupan finansial.  

Rencanakan anggaran pos pengeluaran untuk dana darurat sebesar 10% dari gaji. Jadi, begitu kamu butuh uang untuk kebutuhan mendesak, ada dana darurat yang siap dipakai.  

 


4. Biar gak kudet, sisihkan anggaran hiburan

Hiburan.

Setiap hari sudah bekerja, sesekali memanjakan diri untuk menghilangkan penat boleh dong? Anggaran untuk pos hiburan, seperti nonton film di bioskop, nongkrong di kafe dengan teman, pergi ke salon atau ke tempat-tempat wisata, rencanakan sebesar 10 persen dari gaji.  

Ingat ya, jangan kongkow di kafe, jajan kopi setiap hari. Pergi me time minimal dua minggu sekali lah biar gak boros. Sebab kalau keinginan hiburan atau liburan ini tidak terkontrol, bisa menghabiskan duit.  

Disiplin Mencatat, Uang Pun Selamat

Jika kamu sudah membuat rencana pos-pos pengeluaran, termasuk anggarannya, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan.

Disiplin pada rencana yang disusun. Setiap hari catat uang yang sudah kamu belanjakan, apakah sudah sesuai dengan rencana atau belum. Bila ada yang melenceng, langsung cari solusinya, agar kembali pada rencana semula.

Terus lakukan evaluasi ketat, agar kamu selamat dari ‘krisis keuangan bulanan.’ Selamat mencoba.      

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya