Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pusat Krisis UI, Dicky Pelupessy mengungkapkan secara psikologis kenapa bisa terjadi panic buying di tengah masyarakat. Menurutnya, panic buying terjadi karena respons seseorang akan adanya ancaman yang dalam konteks ini merebaknya wabah Covid-19.
"Secara psikologis merebaknya virus Corona mengatakan ingatan manusia akan kematian. Virus Corona mengingatkan kita akan kematian," kata Dicky melalui video kompres, Minggu (22/3/2020).
Advertisement
Dicky melanjutkan, ketika manusia distimulasi ingatannya akan kefanaan, atau dalam hal ini keterancaman eksistensinya, maka secara naluriah mereka akan bersifat spontan. Termasuk spontanitas dalam membeli barang.
"Pada mereka yang memiliki uang berlebih akan mengeluarkan pengeluaran berlebih," katanya.
Hal ini karena mereka berusaha mengamankan ekstensinya dengan membeli barang yang dianggap bisa membuat mereka tenang saat Covid-19 merebak.
Dan, lanjut Dicky jika banyak orang yang melihat bahwa sebagian dari mereka berusaha membela barang berlebih dan menimbunnya, maka secara naluriah semua orang akan mengikutinya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tips Membeli Cerdas
Dicky pun meminta masyarakat tidak melakukan hal ini. Adapun ia juga memberikan tips bagi masyarakat bagaimana cara menghindari perilaku distruktif tersebut.
"Belilah barang kebutuhan yang memang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup untuk orang, keluarga dalam waktu tertentu dengan cara yang rasional," tuturnya.
Masyarakat juga jangan mudah panik ketika mendengar kabar dari pemberitaan di media massa maupun sosial. Mereka diminta untuk mencari tahu terlebih dahulu secara detail.
"Tidak egoistik menimbun barang kebutuhan pokok secara berlebih," pintanya.
Dicky mengingatkan bahwa yang membutuhkan barang bukan hanya sebagai satu orang. Melainkan juga orang lain yang mungkin tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli itu.
Advertisement