Liputan6.com, Jakarta - Jumlah penderita Covid-19 yang disebabkan oleh virus Corona terus meningkat. Rapid test mulai dilakukan. Pemerintah memprediksi jumlah pasien Covid-19 meningkat drastis usai pelaksanaan rapid test.
Padahal, sejumlah rumah sakit mulai penuh. Jumlah ruang isolasi tak berbanding lurus dengan jumlah pasien Covid-19 yang kian bertambah.
Advertisement
Data per Minggu 22 Maret 2020, jumlah pasien positif Covid-19 mencapai 514 pasien. Sebanyak 307 pasien di antaranya terdapat di DKI Jakarta.
Sebelum pasien Covid-19 mencapai angka ratusan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mengusulkan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Utara untuk dijadikan rumah sakit darurat bagi pasien Covid-19.
Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti saat itu mengusulkan Wisma Atlet Kemayoran dijadikan tempat menampung orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19.
Suhari menyampaikan saran itu saat duduk bersama dengan dengan Asisten Kesejahteraan Rakyat ihwal kemungkinan mengisolasi ODP terkait virus Corona.
"Kemarin diusulkan bagaimana dengan Wisma Atlet Kemayoran," kata Suharti seperti yang kutip Liputan6.com dari video yang diunggah Pemprov DKI Jakarta dalam akun Youtube-nya, Jumat 13 Maret 2020.
Dia memaparkan materinya di depan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam rapat bertajuk pencegahan Covid-19 pada 10 Maret 2020. Suharti menyatakan telah membahas wacana ini dengan pejabat di Kantor Staf Kepresidenan.
Dia mengklaim pejabat itu pada prinsipnya menyetujui. Mereka meminta untuk segera mengirim surat resmi agar diteruskan kepada Kepala Staf Presiden Moeldoko dan Mensesneg Pratikno.
"Saya komunikasi secara informal saja. Beliau setuju tapi minta tolong WA saya untuk bisa saya sampaikan ke Pak Moeldoko dan Pak Pratiko," kata Suharti.
Suharti saat itu menyatakan akan berkoordinasi lebih jauh dengan Anies Baswedan. Menurut Suharti, Wisma Atlet Kemayoran lebih baik ketimbang Rusunawa untuk menampung pasien Covid-19.
"Rusunawa ada ruang tapi belum ada apa-apanya," kata Suharti menandaskan.
Usulan Pemprov DKI ini disambut baik oleh pemerintah pusat. Pada Rabu, 18 Maret 2020, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut, pemerintah telah menyiapkan Wisma Atlet sebagai alternatif lanjutan tempat isolasi pasien terjangkit virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.
"Selain rumah sakit yang sudah ada, juga disiapkan Wisma Atlet. Sekarang ini, sementara disiapkan untuk 1.800 tempat tidur," jelas Ma'ruf dalam sesi tanya jawab virtual yang dilakukan di rumah dinasnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bisa Tampung Ribuan Pasien
Sejak saat itu, persiapan demi persiapan dilakukan agar Wisma Atlet Kemayoran bisa ditempati pasien Covid-19. Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman mengatakan Wisma Atlet dapat menampung hingga 22.200 pasien.
Fadjroel menuturkan, kapasitas itu tercapai bila seluruh menara di Wisma Atlet Kemayoran digunakan untuk perawatan.
"Kalau sepuluh tower dipakai, itu jumlah yang bisa dirawat di sana itu sekitar 22.200 orang, hari Senin besok ini bisa dipakai 2.400 kamar," kata Fadjroel di Jakarta, Sabtu 21 Maret 2020.
Advertisement
Telah Disemprot Disinfektan
Sebelum benar-benar akan ditempati para pasien, tower-tower yang ada di Wisma Atlet Kemayoran terlebih dahulu disemprot disinfektan. Penyemprotan dilakukan pada, Sabtu 21 Maret 2020.
Ada sekitar 36 petugas yang menyemprotkan carian disinfektan virkon 100 liter dan klinsit 1.000 liter ke Wisma Atlet.
Kini, Senin 23 Maret 2020, Wisma Atlet Kemayoran sudah siap untuk menampung para pasien Covid-19.
Kualitas dan Fasilitas Lengkap
Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, pembangunan rumah sakit darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran ini hanya memakan waktu empat hari.
Meski begitu, jaminan kualitas dan fasilitas sesuai dengan protokol kesehatan yang ada.
"RS darurat Covid-19, Wisma Atlet Kemayoran ini dibangun dalam waktu yang singkat, yaitu empat hari, tapi saya tetap ingatkan agar kualitas dan fasilitas yang ada nanti sesuai dengan protokol kesehatan," ujar Basuki saat meninjau lokasi, Minggu, 22 Maret 2020.
Basuki menjelaskan, ada tiga komponen utama pekerjaan yang dilakukan di kawasan Wisma Atlet. Tiga komponen itu meliputi pembersihan, modifikasi di sejumlah bagian bangunan, dan instalasi alat kesehatan (alkes).
"Pembersihan karena ini sudah lama tidak dipakai, ini sudah selesai semua termasuk penyemprotannya kemarin sore. 100 persen sudah selesai," kata dia.
Kemudian ada pula modifikasi, tepatnya di lantai 1, 2, dan 3 tower 7 yang akan dijadikan sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid-19. Pengerjaannya pun sudah selesai.
"Ada laboratorium, ada pharmacy-nya, ada radiologinya, ada ICU, semua sudah siap. Semua sudah 100 persen," ungkapnya.
Tahap terakhir, yakni instalasi peralatan medis portabel. Pengerjaannya ditargetkan selesai Minggu siang. "Semua peralatan medisnya semua sudah masuk. Semua portabel karena darurat, siang ini akan diinstall," jelas dia.
Advertisement
Terbagi 3 Zona
RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta terbagi atas tiga zona. Ketiga zona tersebut, yaitu zona hijau, kuning, dan merah. Menteri BUMN Erick Thohir memaparkan, pembagian tiga zona tersebut.
Adapun zona RS Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet, sebagai berikut:
Zona Hijau adalah Tower 1, yang akan diisi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Hanya orang yang berkepentingan yang bisa memasuki daerah ini.
Zone Kuning adalah Tower 3, yang akan diisi oleh dokter, perawat, dan petugas paramedis lainnya.
Zone Merah adalah Tower 6 sampai 7 adalah RS Darurat Penanganan COVID-19. Hanya mereka yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap yang bisa masuk ke zona ini, selain pasien.
"Upaya ini adalah hasil kerjasama berbagai pihak, termasuk swasta," kata Erick Thohir.
Dilengkapi Sarana Komunikasi
Menteri BUMN Erick Thohir menerangkan, pihaknya akan menyuplai segala kebutuhan logistik ke RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. Kebutuhan tersebut mulai dari alat kesehatan, obat-obatan, hingga alat pelindung diri.
Selain itu, BUMN juga menyuplai kebutuhan komunikasi berupa jaringan telekomunikasi.
"Kami sudah menyiapkan jaringan telekomunikasi hingga 500 MB di RS Darurat Penanganan Covid-19 Wisma Atlet," lanjut Erick Thohir.
Dokter-dokter yang akan bekerja di RS Darurat Penanganan Covid-19 merupakan gabungan dokter dari berbagai instansi, seperti Kementerian Kesehatan, TNI/Polri, BUMN, dan lain-lain.
Advertisement