Liputan6.com, Jakarta - Hati-hati ketika memproduksi sendiri hand sanitizer yang berguna untuk mencegah terjadinya penularan virus penyebab Corona COVID-19.
Dekan Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia periode 2017-2021, Prof Dr dr H Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB FINASIM FACP, mengatakan, ketika seseorang tidak paham cara membuat hand sanitizer yang benar, bisa-bisa malah terbakar.
Advertisement
"Alkohol 96 persen itu mudah terbakar. Sulut saja dengan rokok, meledak itu," kata Ari saat dihubungi Health Liputan6.com pada Senin, 23 Maret 2020.
Seiring semakin gencarnya seruan untuk sering mencuci tangan guna memutus rantai penyebaran Virus Corona COVID-19, orang-orang jadi berbondong-bondong membuat hand sanitizer sendiri.
Bahan-bahan yang digunakan---sebagaimana rekomendasi dari WHO---antara lain alkohol 96 persen, H202 tiga persen, glycerol, dan aquadest. Namun, kata Ari, alkohol 96 persen dan H2O2 merupakan barang-barang yang mudah terbakar.
"Itu barang berbahaya," kata Ari.
Simak Video Menarik Berikut Ini
Jangan Buat Hand Sanitizer Sendiri
Oleh sebab itu, Ari mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuat hand sanitizer sendiri. Niatnya memang baik, karena hasil produksi tersebut tak jarang dibagikan ke orang lain, tapi perlu diingat bahwa selain karena berbahaya, juga membuat bahan bakunya kosong.
"Dokter yang bekerja di rumah sakit saat ini sudah kehabisan hand sanitizer. Panic buying sperti ini harus dihindari oleh masyarakat," katanya.
Masyarakat jugalah yang pada akhirnya mengganggu kerja dokter, kata Ari. Sebab, beberapa barang seperti masker, APD, sarung tangan, bahkan alkohol habis karena diborong masyarakat.
"Akhirnya, dokter enggak bisa ngapa-ngapain. Kalau APD tak ada, nyawa jadi taruhannya," katanya.
Advertisement