Curhat Praveen/Melati Juara All England di Tengah Wabah Corona Covid-19

Bagi Melati, ini adalah gelar All England pertamanya. Namun buat Praveen, gelar ini merupakan gelar kedua.

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 23 Mar 2020, 11:45 WIB
Pasangan Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti saat melawan wakil Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai di final All England, Minggu (15/3/2020) (AP/Rui Vieira)

Liputan6.com, Jakarta - Ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menjadi satu-satunya penyumbang gelar juara untuk Indonesia di ajang bergengsi All England 2020. Praveen/Melati naik podium juara usai mengalahkan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) dengan skor 21-15, 17-21, 21-8.

Bertanding di turnamen level Super 1000 di tengah merebaknya wabah Covid-19 tentu bukanlah hal yang mudah. Melati mengatakan sempat ada rasa khawatir dalam dirinya, namun sebaliknya, Praveen mengaku tidak memikirkan hal tersebut.

"Rasanya pasti senang karena kami bisa membuktikan, di tengah ada virus corona kami bisa jadi juara. Sekarang bisa juara lagi dengan partner berbeda, ini yang membuat saya tambah senang. Waktu di sana sih saya nggak ada rasa khawatir, mungkin karena terlalu fokus ke pertandingan," kata Praveen kepada Badmintonindonesia.org.

"Khawatir itu pasti ada di tengah wabah Corona begini. Tapi enggak terlalu berpikir ke situ. Lebih fokus ke pertandingan. Saya tetap jaga diri, seperti cuci tangan dan sebagainya," ujar Melati.

"Rasanya jadi juara All England 2020? Pasti senang banget dong, ada rasa bangga karena dari dulu ingin sekali gelar All England," lanjut Melati.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Gelar All England Pertama Melati

Bagi Melati, ini adalah gelar All England pertamanya. Namun buat Praveen, gelar ini merupakan gelar kedua. Sebelumnya Praveen juga menjadi juara All England di tahun 2016 bersama Debby Susanto.

Saat ini Praveen/Melati tengah menjalani isolasi mandiri di Pelatnas Cipayung. Seluruh tim All England 2020 wajib menjalani isolasi selama 14 hari sekembalinya dari Birmingham, Inggris. Kondisi darurat Covid-19 juga membuat PP PBSI akhirnya meniadakan acara penyambutan juara All England yang sudah menjadi tradisi selama bertahun-tahun.

"Enggak apa-apa, demi kebaikan semuanya. Memang agak berkurang euforia-nya. Rasanya senang juara tapi ada rasa khawatir," jawab Melati soal penyambutan.

"Ya ini juga jadi satu tanggung jawab kami mengikuti aturan untuk kepentingan bersama. Di kamar selama isolasi enggak nngapa-ngapain, paling telepon keluarga atau main game. Sama olahraga sendiri saja biar tetap fit badannnya," ujar pemain asal klub Djarum ini.


Nonton Drama Korea

Jika Praveen banyak menghabiskan waktu dengan main game selama isolasi, Melati memilih untuk menonton drama Korea yang menjadi favoritnya saat ini yaitu Crash Landing on You (CLOY).

"Di kamar lebih banyak istirahat, makan, tidur, repeat! Ha ha ha. Tapi pelatih minta untuk tetap gerak dan jaga kondisi fisik, stretching di kamar. Selebihnya mungkin nonton CLOY, ha ha ha," ungkap Melati.

Praveen juga menanggapi isu penundaan Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. Sejauh ini federasi bulutangkis dunia (BWF) pun masih belum mengumumkan secara resmi mengenai hal ini, termasuk sistem penghitungan poin dari turnamen race to Tokyo yang dibatalkan diantaranya German Open 2020, Swiss Open 2020, India Open 2020, Malaysia Open 2020, Singapore Open 2020 serta Badminton Asia Championships 2020.

"Kalau dibilang merugikan ya memang kami sebagai pemain rugi. Tapi ini kan musibah yang dialami dunia, kami enggak bisa apa-apa, demi keselamatan bersama ya," ujar Praveen menutup pembicaraan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya