RS Moewardi Solo Produksi APD 'Baju Astronot' Sendiri, Cuma Segini Harganya

Dengan kreasi dan inovasi, Jateng mampu memproduksi APD sendiri untuk memenuhi kebutuhan seluruh rumah sakit

oleh Felek WahyuMuhamad Ridlo diperbarui 23 Mar 2020, 12:56 WIB
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menunjukkan APD 'Baju Astronot' yang diproduksi RS Moewardi, Solo. (Foto: Liputan6.com/Pemprov Jateng/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Semarang - Minimnya Alat Pelindung Diri (APD) atau 'baju astronot' yang dipakai para tenaga medis untuk menangani pasien Corona berhasil diatasi Jawa Tengah. Dengan kreasi dan inovasi, Jateng mampu memproduksi APD sendiri untuk memenuhi kebutuhan seluruh rumah sakit.

APD tersebut diproduksi oleh RSUD Moewardi Solo. Menggunakan bahan standar pabrikan yakni Polypropylene Spundbound, RSUD Moewardi mampu memproduksi 200-250 APD yang dapat digunakan untuk para tenaga medis merawat pasien corona.

"APD ini sulit dicari, bahkan di beberapa daerah ada yang teriak-teriak kekurangan APD sampai pakai mantel. Kami kemudian berinovasi mencari bahan seperti yang dibuat pabrikan. RSUD Moewardi berhasil membuat inovasi dan kreatifitas dengan membuat APD sendiri yang hasilnya sama dengan yang dijual pabrikan dan harganya jauh lebih murah," kata Ganjar saat mengenalkan APD buatan Jateng di Kantor Dinas Kesehatan Jateng, Senin (23/3/2020).

Dengan terpecahkannya masalah kekurangan APD ini, maka saat ini pihaknya sedang berusaha mencari terobosan baru dalam rangka pemenuhan masker. Kalau persoalan hand sanitizer, beberapa perusahaan dan pelajar sudah menemukan cara membuatnya sehingga dapat dipenuhi.

"Silahkan rumah sakut di seluruh Jateng koordinasi dengan Dinkes apabila kekurangan APD. Kalau ada yang ingin belajar membuatnya sendiri juga boleh, datang langsung ke Moewardi," ujarnya, melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (23/3/2020).

 

Simak juga video pilihan berikut ini:


Bahan dan Tenaga Produksi APD Tersedia

APD atau baju astronot yang diproduksi RS Moewardi Solo. (Foto: LIputan6.com/Pemprov Jateng/Felek Wahyu)

Menurut Ganjar, sudah saatnya pemerintah daerah berusaha untuk berinovasi dan berkreasi dalam rangka menangani penyebaran virus corona ini. Tidak selayaknya, pemerintah daerah hanya mengandalkan pemerintah pusat dan hanya berpangku tangan.

"Kalau bisa pemerintah daerah membantu pusat, jangan hanya membebani pusat. Harus kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah sendiri. Yakinlah, dengan doa, ketekunan dan kemauan, semua pasti ada jalan," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan RSUD Moewardi, Bambang S.W mengatakan, ide pembuatan APD tersebut berawal dari kesulitannya mencari APD di pabrikan. Pihaknya kemudian mencari bahan apa yang digunakan pabrikan untuk membuat APD itu.

"Ternyata bahannya ada. Kemudian kami beli dan kami jahit sendiri. Hasilnya ternyata bagus dan sesuai standar," ucapnya.

Meski dibuat sendiri, namun standar dan prosedur keamanan tetap diterapkan. Sebelum dibuat, para penjahit juga sudah dipastikan dalam kondisi sehat, bersih dan melakukan cuci tangan.

"Semua standarnya kami lakukan, untuk hasil yang baik," tegasnya.

Untuk harganya, Bambang mengatakan proses pembuatan satu APD hanya menghabiskan uang kurang dari Rp50.000. Sementara kalau beli APD di pabrikan, harganya sudah mencapai Rp150.000.

"Selain mahal, juga sulit mencarinya. Maka dengan kami berhasil membuat APD sendiri, ini akan mampu mengatasi persoalan yang ada," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya