DPR Akan Gelar Rapid Test Corona untuk Anggota Dewan dan Keluarga

Sekjen DPR memperkirakan, akan ada sekitar 2.000 orang yang menjalani rapid test virus corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2020, 13:05 WIB
Gedung DPR/MPR di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta. (Liputan6.com/Devira Prastiwi)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 575 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) beserta keluarga akan mengikuti rapid tes virus corona. Rencananya, tes tersebut akan digelar pada Kamis 26 Maret 2020 atau Jumat 27 Maret 2020.

"Kami baru menunggu alatnya, besok baru sampai di DPR. Jadi kami perkirakan rapid test anggota DPR akan dilakukan sekitar Kamis atau mulai Jumat ini," kata Sekjen DPR Indra Iskandar, Senin (23/3/2020).

Rencana rapid test itu akan dilakukan di Kompleks perumahan anggota DPR di Kalibata dan Ulujami. Metodenya, akan digelar secara massal dalam satu ruang serbaguna.

Indra memperkirakan akan ada sekitar 2.000 orang yang menjalani rapid test virus corona. Sebab tidak hanya anggota dewan dan keluarga, tetapi orang yang bekerja untuk anggota seperti sopir pribadi. Sementara itu, DPR menyiapkan empat dokter dan empat paramedis.

Indra menjelaskan, anggota yang negatif akan dirujuk ke rumah sakit untuk divaksin antiflu dan antipneumonia. Sementara, yang positif akan ditangani sesuai prosedur.

"Kita pada rumah sakit rujukan kita sudah sampaikan nanti akan ditangani sesuai prosedur penanganan virus," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Diutamakan untuk berumur di atas 50 tahun

Gedung DPR/MPR di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta. (Liputan6.com/Devira Prastiwi)

Indra mengatakan, dalam rapid test nanti akan diprioritaskan untuk orang berumur di atas 50 tahun yang memiliki resiko tinggi. Tes untuk dewan ini untuk memastikan tidak ada anggota atau keluarganya yang positif.

"Jadi itu sebenarnya keinginan kita semuanya untuk tahu supaya kita bukanlah tidak terpapar virus itu. Kan semua ingin tahu dengan sekarang epicentrumnya bukan lagi di masyarakat di mana mana pusat-pusat pemerintahan juga terkena dan mereka juga ingin memastikan juga," kata dia.

Adapun rapid test ini tidak menggunakan anggaran DPR. Melainkan sumbangan anggota dan pimpinan DPR.

"Ini ada beberapa sumbangan anggota-anggota pimpinan untuk mengadakan rapid testnya. Tapi kalau penanganannya itu ya tentu itu ada dengan intern dokter dan paramedis kami jadi sebenarnya tidam ada biaya khusus dari anggota yang dikeluarkan," kata Indra.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya