Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan kinerja investasi di kuartal I 2020 meningkat 5 persen hingga 6 persen dibandingkan triwulan I tahun 2019.
Hal ini membuat dirinya optimistis dan terus akan melanjutkan target investasi tahun ini.
Advertisement
"Saya kasih gambaran, pertumbuhan investasi triwulan pertama 2020 dibandingkan triwulan pertama 2019 ada kenaikan 5-6 persen, malah tidak turun," ujarnya di Command Center BKPM, Senin (23/3/2020).
Bahlil melanjutkan, kinerja yang naik tersebut disebabkan ada investasi existing yang telah terealisasikan sebanyak 50-60 persen.
Lalu, investasi tahun 2019 yang mangkrak hingga Rp 708 triliun sudah dieksekusi Rp 200 triliunnya. Meskipun masih tersisa Rp 508 triliun, namun eksekusi ini mendorong kinerja investasi ke depannya.
Terkait pandemi Corona, Bahlil menyatakan telah menyiapkan 3 simulasi realisasi investasi baik di tingkat optimis, moderat dan pesimis (skenario terburuk).
Bahkan, 3 simulasi tersebut sudah sampai di telinga Presiden Joko Widodo. Dirinya menyatakan akan membeberkan detail simulasi tersebut akhir Maret.
"Nanti akan diumumkan akhir bulan ini. Sudah ada bocorannya dan sampai ke Presiden," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ada Virus Corona, BKPM Klaim Investasi Indonesia Tetap Naik
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, merebaknya Virus Corona di Indonesia tak membuat invetasi lantas lesu. Dari catatan BKPM, masih ada peningkatan investasi khususnya untuk permohonan Nomor Induk Berusaha (NIB).
"Setelah pengumuman resmi pemerintah, periode 2 sampai 18 Maret 2020, jumlah pemohon perizinan meningkat hingga 240.178," ujar Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (23/3/2020).
Adapun jenis perizinan yang dipantau oleh BKPM antara lain registrasi perusahaan, Nomor Induk Berusaha (NIB), Izin Usaha (IU), dan Izin Operasional Komersil (IOK).
Sesuai dengan data pada OSS periode 14 Februari sampai 1 Maret 2020 (sebelum pengumuman Covid-19), jumlah pemohon perizinan yang masuk dalam OSS sebanyak 204.199 perizinan.
"Kenaikan aktivitas tertinggi terlihat pada jumlah pemohon NIB sebesar 18,99 persen yang sebelumnya sebanyak 39.618 NIB menjadi 47.144 NIB," jelasnya.
Sampai dengan saat ini, permohonan perizinan investasi melalui OSS terus berjalan, bahkan cenderung meningkat, khususnya dari sektor perdagangan dan kesehatan.
"Permohonan online terus berjalan termasuk hari Sabtu-Minggu, walaupun jumlahnya nggak sebanyak hari-hari kerja,” ungkap Bahlil.
Advertisement