Cara Kerja Rapid Test Virus Corona Covid-19

Beberapa negara sudah melakukan tes cepat untuk mendeteksi virus Corona, salah satunya Australia.

oleh Aning Jati diperbarui 24 Mar 2020, 08:10 WIB
Pemerintah Indonesia berencana melakukan rapid test virus Corona. (iStockphoto)

Jakarta - Kasus positif COVID-19 di Indonesia terus bertambah. Sebagai tindak pencegahan makin menyebarnya virus Corona, pemerintah berencana melakukan tes cepat (rapid test).

Beberapa negara sudah melakukan tes cepat untuk mendeteksi virus Corona, salah satunya Australia. Dilansir dari Antara,  Negara Kanguru itu telah melakukan lebih dari delapan ribu tes cepat hingga 17 Maret.

Sementara, di Indonesia, Pemerintah dikabarkan bersiap untuk melakukan satu juta tes cepat untuk meredam penyebaran virus yang sudah berstatus pandemi dunia ini.

Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan virus Corona Achmad Yurianto mengungkapkan, tes cepat akan dilakukan tidak hanya di Jakarta melainkan juga hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Nantinya, alat-alat yang digunakan untuk melakukan pengujian, dikirim secara bertahap ke provinsi-provinsi di wilayah Indonesia.

Beberapa yang sudah menunjukkan kesiapan untuk menggelar tes cepat untuk mendeteksi COVID-19 ini, semisal DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Di tengah kabar ini, mungkin ada yang belum mengetahui apa itu sebenarnya tes cepat untuk mendeteksi virus Corona SARS-CoV-2 ini, termasuk bagaimana proses tes tersebut.

Berikut Bola.com melansir dari Antara, cara kerja tes cepat untuk mendeteksi virus Corona, mengacu pada yang telah dilakukan di Australia:


Cara Kerja

Ilustrasi laboratorium. (iStockphoto)

Bagaimana cara kerja tes cepat?

Sebelum masuk ke rapid test, perlu diketahui seperti apa tes untuk mendeteksi virus Corona secara umum.

Petugas media akan mengambil sampel dari hidung atau dahak, atau yang sering disebut tes swab, untuk melihat kecocokan kode genetik dengan COVID-19.

Selanjutnya, hasil tes dibawa ke laboratorium dan dilanjutkan dengan uji polymerase chain reaction (PCR). Sebelum dimasukkan ke mesin PCR, sampel tersebut akan diekstrak material genetiknya.

Teknik PCR ini digunakan untuk melihat material genetik agar virus mudah dideteksi.

Michael Harrison, Ahli Patologi dari Sullivan Nicolaides, menyatakan proses ekstraksi hingga hasil tes biasanya memerlukan waktu hingga enam jam.

Sharon Lewis, Direktur Doherty Institute, menambahkan, teknik PCR juga digunakan untuk virus yang menyebabkan influenza, HIV, serta Hepatitis C.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk mengets penyakit COVID-19 juga digunakan untuk tes virus lainnya. Tetapi, ada satu elemen yang disebut 'primer' atau 'hook', untuk mencocokkan material genetik dengan virus novel Corona, yang hanya ada di tes tersebut.

Selain swab tes tenggorokan, tenaga medis juga akan melakukan tes darah untuk mendekteksi apakah sebelumnya orang tersebut sudah terkena virus. Tes itu bisa digunakan untuk melihat apakah orang bersangkutan sudah mengembangkan kekebalan tubuh.


Hasil Tes

Ilustraasi foto Liputan 6

Berapa lama hasil tes keluar?

Di Australia, dibutuhkan waktu hingga 48 jam, sejak kali pertama pasien diperiksa, tes di bawa ke laboratorium, hingga pasien mengetahui hasil tes tersebut.

Untuk beberapa kasus, satu di antaranya di negara bagian Voctoria, Australia, pasien diminta menunggu hingga 72 jam untuk mendapatkan hasil tes.

 

Perihal kecepatan hasil tes virus Corona?

Gaetan Burgio, seorang dokter dari John Curtis of Medical Research, Australian National University, menjelaskan seberapa cepat sebuah tes virus bergantung pada teknologi yang digunakan, ketersediaan reagen, jumlah petugas, serta protokol yang digunakan.

Menurutnya, kecepatan sangat penting saat situasi pandemi. Jika hasil tes keluar lebih cepat, pasien bisa segera dikarantina atau isolasi.

Namun, ada juga para ahli yang menilai, hasil tes yang dilakukan dalam belasan menit kurang akurat dibandingkan dengan tes PCR di laboratorium. Pasalnya, selain melihat virus, PCR juga digunakan untuk mengetahui antibodi.

 

Sumber: Antara

Disadur dari: Bola.com (Penulis: Aning Jati/Editor: Aning Jati, published 23/3/2020)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya