Kementerian BUMN Siapkan RS Darurat Covid-19 di Luar Jakarta

Arya melanjutkan, pihaknya menggandeng berbagai perusahaan swasta untuk menyediakan alat kesehatan dan logistik.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 24 Mar 2020, 10:48 WIB
Petugas menyiapkan perlengkapan ruang isolasi Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2019). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menyampaikan, pihaknya akan menyediakan rumah sakit darurat Covid 19, layaknya Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, di setiap daerah di seluruh Indonesia.

"Mulai diperintahkan Pak Erick Thohir cari di beberapa provinsi. Ini akan kami duplikasi, mencari tempat yang bisa menampung banyak orang. Kita mengejar supaya tempat-tempat itu bisa dijadikan rumah sakit darurat," tutur Arya di Kantor Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (24/3/2020).

Selain itu, Arya melanjutkan, pihaknya menggandeng berbagai perusahaan swasta dalam penyediaan alat kesehatan dan logistik. Tercatat ada 10 perusahaan logistik sudah bergabung demi menyalurkan kebutuhan makanan dan alat kesehatan ke setiap daerah.

"Kebutuhan alat tes Covid-19 di beberapa provinsi masih kurang. Seperti PCR, dan lain-lain. Kami sedang mencari barangnya dari Swiss. Tahap pertama ada 10 alat lab yang akan disebar ke seluruh provinsi," jelas dia.

Termasuk kebutuhan masker bagi masyarakat umum, Kementerian BUMN menargetkan sebanyak 4 juta masker terpenuhi hingga akhir Maret 2020. Itu pun masih dinilai kurang lantaran setiap orang atau pun tenaga medis bisa berganti masker tiga kali perhari.

"Demikian juga APD, kita sedang memproduksi ini tapi kita juga cari (dari negara lain)," Arya menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Alasan Tidak Lockdown

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan alasan melarang melakukan lockdown atau karantina wilayah dalam mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Menurut dia, setiap negara memiliki karakter dan budaya yang berbeda-beda.

"Kemudian ada yang bertanya kenapa kebijakan lockdown tidak kita lakukan. Perlu saya sampaikan setiap negara memiliki karakter berbeda-beda, budaya berbeda-beda, kedisplinan yang berbeda-beda. Oleh itu kita tidak memilih jalan itu (lockdown)," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada gubernur se-Indonesia melalui video conference, Selasa (24/3/2020).

Dia mengaku telah melakukan kalkulasi dan analisis yang matang terhadap negara-negara yang melakukan kebijakan lockdown. Hasilnya, Jokowi menilai menjaga jarak antarmanusia adalah kebijakan yang paling pas di Indonesia.

"Kebijakannya seperti apa semua dari Kemenlu dari Dubes yang ada terus kita pantau setiap hari. Jadi yang paling pas di negara kita physical distancing menjaga jarak aman," jelas dia.

"Kalau itu bisa kita lakukan saya yakin kita bisa mencegah penyebaran Covid-19 ini," kata Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya