Liputan6.com, Jakarta Miliarder dunia Sir Richard Branson menjadi salah satu pengusaha yang harus rela bisnisnya terhempas wabah Virus Corona atau Covid-19.
Alih-alih kecewa, dia justru berani mengeluarkan uang besar demi melindungi masa depan karyawannya, dengan mengumumkan paket penyelamatan senilai USD 250 juta (Rp 3,75 triliun).
Melansir laman Forbes, Selasa (24/3/2020), Branson mengatakan, gelontoran USD 250 juta itu bentuk upaya menyelamatkan pekerjaan. Ini hanya permulaan untuk melawan pandemi yang dideskripsikannya sebagai krisis paling berdampak signifikan yang pernah dialaminya.
Baca Juga
Advertisement
Donasi ini seakan menjawab kritik terhadap Branson yang punya tumpukan utang USD 690 juta (Rp 10,3 triliun).
Adapun langkah tersebut dilakukan setelah Branson dan perusahaan penerbangannya, Virgin Atlantic, diketahui meminta stafnya untuk cuti 8 pekan selama wabah corona, tanpa dibayar.
Kebijakan itu lantas disambut dengan kegemparan dan kemarahan sejumlah pihak. Di saat miliarder dunia lainnya merogoh kocek pribadi untuk membantu staf dalam keadaan krisis, Branson yang memegang 51 persen saham Virgin Atlantic justru dicela karena memikirkan keuntungan di saat seperti ini.
Namun, sejumlah staf Virgin Atlantic tetap menunjukan dukungan. Salah seorang staf menulis secara online, "Kami akan mengerahkan segala upaya untuk membantu perusahaan kami bertahan."
Branson kemudian banyak mengambil waktu akhir pekannya untuk menuangkan pikiran di atas kertas, sembari menggambarkan bulan-bulan mendatang sebagai pertempuran besar untuk bertahan hidup dan menyelamatkan pekerjaan.
"Kita sediakan seperempat miliar dolar untuk beberapa pekan dan bulan ke depan guna melindungi mereka (karyawan) dan menyelamatkan pekerjaan. Itu mungkin baru permulaan," tulisnya.
Dia menambahkan, maskapai penerbangannya harus tak mengoperasikan hampir semua pesawat, klub kesehatan dan hotel musti menutup pintu, dan semua pemesanan ke perusahaan jasa liburan juga sudah berhenti.
"Kami juga mendengarkan anggota tim kami di seluruh dunia untuk melihat apa hal lain yang dapat kami lakukan untuk mendukung mereka, keluarga dan komunitas mereka. Kami akan meluncurkan serangkaian program selama beberapa bulan ke depan," ujar dia.
Lebih lanjut, ia menyatakan, keputusan kontroversial atas cuti tak berbayar itu datang dari karyawan sendiri. "Guna membatasi kesulitan keuangan untuk semua orang, kami mau mengamankan kelangsungan hidup maskapai di masa depan, dan berusaha melindungi pekerjaan semua orang," serunya.
Atas dasar tersebut, Branson lantas menyerukan, "Peluang mendapatkan pemulihan ekonomi yang luas akan sangat bergantung pada pemerintah di seluruh dunia yang berhasil memobilisasi berbagai program dukungan baru."
Saksikan video di bawah ini:
Dikritik Biarkan Karyawan Kerja saat Wabah Corona, Orang Terkaya Dunia Kirim Memo
Penyebaran Virus Corona atau Covid-19 di hampir seluruh negara di dunia ikut membuat CEO Amazon, Jeff Bezos yang juga miliarder nomor satu dunia, ingin menunjukkan jika masih memikirkan nasib pegawainya.
Melalui memo singkat yang ditulis secara personal, Bezos mengingatkan para pegawai terutama yang bekerja di gudang untuk tetap hati-hati dan waspada terhadap pandemi Covid-19.
Mengutip dari laman CNBC, Senin (23/3/2020), Bezos berkata "tidak ada prosedur manual untuk menghadapi virus ini", yang berarti, mau tidak mau, kedatangan Corona tetap harus dihadapi dan dilewati.
Baca Juga
Dia juga sadar bahwa ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa dilakukan dari rumah, sehingga dia meminta agar karyawan tetap fokus menjaga kesehatan sekaligus tetap bekerja sesuai porsinya.
Bezos mengaku sudah membeli masker untuk pegawai yang tak dapat bekerja dari rumah tersebut, meskipun suplainya mungkin belum mencukupi.
"Begitu suplai masker datang, prioritas kami adalah para pegawai yang tidak bekerja dari rumah dan harus berkontak dengan orang lain, secepat mungkin," kata Bezos.
Banyak anggota dewan yang mengkritik langkah Amazon karena membiarkan pegawainya tetap bekerja di saat Corona mewabah. Di sisi lain, jumlah pekerja di Amerika Serikat yang terkena virus juga semakin banyak.
Awal bulan ini, pekerja logistik Amazon mengajukan petisi meminta agar perusahaan memberikan fasilitas kesehatan maksimal untuk mereka dan menuntut insentif karena bidang pekerjaan mereka beresiko menjadi media penularan virus Corona.
Begitu pula dengan 4 senator AS, mengajukan hal yang sama. Namun, Amazon sendiri mengklaim telah berusaha memaksimalkan layanan kesehatan bagi para pekerjanya khususnya untuk pekerja gudang mulai dari penerapan social distancing, mengatur shift dan sebagainya.
Bahkan, pihaknya mengklaim telah menggandakan upah per jam para karyawan yang bekerja di gudang dan lembur.
Advertisement