BI Prediksi Inflasi Maret 2020 di Kisaran 0,11 Persen

Proyeksi inflasi di kisaran 0,11 persen diambil lantaran angka inflasi hingga pekan ketiga bulan ini masih terjaga rendah.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 24 Mar 2020, 17:15 WIB
Aktivitas jual beli beli di pasar kawasan Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2020). Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi minggu keempat Januari 2020, secara bulanan di 0,42 persen (month to month/mtm), lebih rendah dari rata-rata lima tahun terakhir sebesar 0.64 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia memprediksi angka inflasi di tengah wabah virus corona Covid-19 pada Maret 2020 ini tetap terjaga rendah pada kisaran 0,11 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan, inflasi Maret 2020 yakni sebesar 0.11 persen month to month (mtm) atau 2,98 persen secara tahunan. Proyeksi itu diambil lantaran angka inflasi hingga pekan ketiga bulan ini masih terjaga rendah.

"Berkaitan dengan inflasi, pemantauan kami survey pemantauan harga dari minggu pertama sampai minggu ketiga di bulan Maret ini inflasi terjaga rendah. Sampai dengan inflasi pada bulan Maret ini diperkirakan 0,11 persen month to month atau setara tahunnya 2,98 persen," jelasnya dalam sesi teleconference, Selasa (24/3/2020).

Menurut Perry, proyeksi tersebut seolah membuktikan bahwa stok bahan pokok makanan di tengah pandemi corona saat ini masih tersedia, dan harganya pun terkendali.

"Ini membuktikan bahwa ketersediaan pasokan bahan makanan itu cukup. Terimakasih kepada pemerintah yang terus berusaha baik pusat maupun daerah bersama-sama menyediakan kebutuhan bahan makanan sehingga harga-harga tetap terkendali," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Koordinasi Antar Instansi

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di tengah penyebaran virus corona ini, ia melanjutkan, Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Otoritas Jasa Keuangan terus berkoordinasi erat dalam mengatasi stabilitas moneter maupun mendorong perekonomian guna mengurangi beban masyarakat.

"Berkaitan dari sisi fiskal, kita dengan bu Menkeu (Sri Mulyani Indrawati) terus komunikasi dengan DPR, baik Banggar dan Komisi XI bagaimana stimulus fiskal yang diberikan dapat ditingkatkan agar dampak Covid-19 ke UMKM, masyarkaat dan korporasi bisa dilakukan," ujar Perry.

"Di sektor keuangan, kita juga dengan pak Wimboh dan OJK melakukan langkah-langkah tidak hanya masalah stabilisasi di pasar modal, tapi juga di sisi kredit termasuk penundaan angsuran kredit dan beban biaya perbankan," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya